Puisi Bahagianya Hidup di Malam Hari ini aku hadiahkan buat para pembaca blog juragan cipir tercinta mulai dari para pembaca umum, teman-teman blogger, dan pembaca siapa saja. Puisi malam hari ini aku angkat dan aku kembangkan dari sebuah cerita di majalah ananda yang aku baca ketika aku masih kanak-kanak dan duduk di bangku SD.
Bahagianya Hidup di Malam Hari
Hari menjelang senja, sang surya mulai tenggelam di ufuk barat setelah seharian menerangi bumi
Cahaya matahari bersinar merah merekah di ufuk barat perlahan mulai gelap
Hembusan angin malam sayup-sayup mulai menerpa pepohonan dan rerumputan
Suara jengkrik mulai terdengar mengerit di balik tanah dan bebatuan
Suara burung malam mulai bersiulan di cakrawala menyambut kehadiran sang malam
Suara kodok mulai bersahut-sahutan di atas air di pinggir danau
Suara tokek mulai terdengar dari dalam lubang pohon di pinggiran hutan
Kunang-kungan mulai beterbangan menari-nari di atas bunga-bunga teratai di atas danau
Serangga malam mulai bernyanyi gembira menyambut sang malam yang menyenangkan
Lolongan anjing hutan mulai mengalun menyayat dan memilukan dari atas bukit
Bintang-bintang mulai bertebaran di langit yang terang menghias angkasa
Rembulan mulai menampakkan wajahnya malu-malu dari balik bukit di ufuk timur
Perlahan-lahan udara dingin datang menusuk tulang
Waktu terus merambat tanpa bisa dicegah
Hari telah malam, kini tengah malam telah tiba
Suara-suara aneh mulai terdengar dimana-mana
Bau wangi semerbak mulai menusuk hidung disertai hawa merinding
Sang peri cantik duduk di atas bunga teratai dengan menebarkan senyumnya yang mempesona
Bayangan-bayangan putih berkelebat menari-nari di atas danau menghibur sang peri yang cantik jelita
Para penghuni danau pinggir hutan merayakan kegembiraan tengah malam bersama sang peri
Betapa bahagianya hidup di tengah malam yang sunyi dan menyenangkan
Betapa bahagianya hidup di malam hari bersama alam yang damai dan menyenangkan
# Itulah puisi “Bahagianya Hidup di Malam Hari” yang cukup panjang, semoga menghibur teman-teman # Jangan lupa baca juga Peri Cantik Penggembala Ikan
waaahhh…
keren banget nigh.
hehehe makasih pujiannya mas situsaya 😀
Waw ternyata mbak Juragan puitis banget. Makasih mba, sungguh menghibur puisinya Juragan Cipir ini.
Akulah salah satu penghuni danau itu
Yang tengah menikmati indahnya bintang di langit yang terlihat jelas dari pinggiran danau
Begitu menyejukkan hati suasana di keheningan malam ini
Sehingga imajinasiku segar kembali setelah tekena tetesan embun yang mengalir lembut dari pepohonan tepi danau itu
Saat itulah..inspirasiku mulai tumbuh subur
Tuk mulai belajar merangkai kata demi kata
Yang kan kutuangkan di gubuk artikel kesayanganku
Yaah,,,akhirnya ku terus menepi di sekitar danau yang sepi
Tuk mencari makna yang haqiqi
Begitulah perjuangan yang pantang berhenti
Sebagai manisfestasi cinta ilmu yang identik dengan syair-syair nurani insani
he he,,,ikut-ikutan mengaitkan puisinya mbak Juragan,,walaupun puisiku tersebut baru mikir dan asal bunyi.
wah puisi saya kalah keren mas, ingin sekali rasanya saya mengcopas komentar ini sebagai bahan postingan, tapi takut dikomplin sm yg nulis komentar hehhe 😀
hmm…waah jangan menghina dong mbak,beneran mbak????kalau mau nyalin itu malah saya menjadi bangga,,mbak Juragan pandai humor lah,,masa komentar seperti asal bunyi begitu kok dianggap keren,,,padahal kan saya asal mengaitkan kata yang kurang nyambung,,daripada bingung mau komentar apa.he
kalau memang boleh dicopas tolong mas syamsu pastekan ke kolom di “kirim artikel” lalu klik submit, ditambahi kata-kata indah lagi juga boleh 😀
Aku ambil dari :
Suara kodok mulai bersahut-sahutan di atas air di pinggir danau
Kunang-kungan mulai beterbangan menari-nari di atas bunga-bunga teratai di atas danau
Makanya di komentar seperti di atas, saya langsung mencoba mengaitkannya dengan kalimat awal :
Akulah salah satu penghuni danau itu
wah keren banget ternyata mas syamsu sangat responsive dan cerdas dalam memahami serta menyambung puisi, dan hebatnya lagi puisi di komentar lebih keren daripada puisi yg dipostingan 😀
harusnya dibalik, komentarnya ditaruh di postingan dan postingannya ditaruh di komentar ya mas hehe 😀
he juga. Sebenarnya mau saya copas asli seperi yang di komentar, tapi tak rasa-rasa kok lucu karena rujukannya tidak langsung terlihat di halaman postingan.
Sebenarnya, saya merasa dilema ketika mba Indri memintaku tuk mengirim artikel tersebut, karena di satu sisi saya belum PD,,,tapi di sisi lain saya takuuut dikira pelit oleh mbak jika tidak mau mengopas komentar dijadikan postingan.
Sehingga…ini artinya saya dituntun oleh mbak untuk ikut berjalan-jalan lewat kata di website ini.makasih ya mbak?
makasih sama2 mas syamsu, intinya puisinya keren-keren 😀 saya tunggu puisi2 berikutnya ya mas samsyu 🙂
Keren Mba Indri puisinya… rangkaian kata katanya cukup indah…
makasih mas pujangga maya, salam sukses 🙂