Hutan Karetan Yang Angker Itu Kini Menjadi Sawah

Sebelum menginjak tahun 1970, wilayah ini adalah hutan belantara yang disebut hutan karetan yang dikenal sangat angker oleh masyarakat setempat. Kawasan ini berada di selatan waduk sutami karangkates, dan tempat ini disebut hutan karetan karena dulunya di tempat ini terdapat pohon karet yang besar di dekat sumber mata air.

Beberapa puluh tahun yang silam, hutan karetan dihuni oleh beberapa ekor harimau jawa yang menunggu mangsanya minum air. Karena warga menganggapnya sebagai hutan angker, maka tempat ini menjadi surga bagi satwa liar kala itu.

Oya, jangan lupa baca juga kisah mistis yang cukup unik dan menarik yang pernah terjadi di hutan ini beberapa puluh tahun silam, yaitu Cerita Mistis Menonton Pertunjukan Wayang Kulit di Alam Gaib Hutan Karetan.

Seorang fotografer +Hena Wirasatya berusaha mengabadikan bekas hutan karetan yang dulunya angker, namun kini hutan itu telah hilang.

Jaman telah berganti. Surga satwa liar itu kini tinggal kenangan dan macan loreng alias harimau jawa yang menghuninya selama ribuan tahun kini telah pergi meninggalkan dunia fana selamanya.

READ  Gua Barat, Gua Paling Menakjubkan di Gombong Selatan

Sepertinya sulit untuk dipercaya bahwa harimau jawa yang beberapa puluh tahun silam masih menikmati hidup bahagia di hutan ini, ternyata kini mereka telah punah. Mereka terusir oleh perburuan dan penjajahan hutan miliknya untuk lahan pertanian. Surganya benar-benar dirampas oleh manusia.

Hari ini hutan karetan yang lebat dan angker itu telah berubah menjadi sawah penduduk atau disebut mbaon, yaitu lahan pertanian yang berada di atas tanah milik Perum Perhutani KPH Blitar. Tidak ada lagi satwa liar besar yang hidup disini, kecuali hanya burung-burung pipit pemakan padi.

Dulu sebelum terjadi penjarahan hutan oleh penduduk yang terjadi pada tahun 1998, kawasan ini masih sempat menawarkan pemandangan eksotis berupa hutan lindung yang benar-benar hijau dan lebat dengan dihiasi oleh kicau burung-burung hutan tropis yang indah dan merdu. Mereka sering berenang-renang dan mandi di air di tepi hutan, sementara beberapa kelinci hutan sesekali terlihat menari-nari di atas rumput di tepi air.

Namun kini hutanku tercinta telah musnah bersama para penghuninya dan yang ada hanyalah pemandangan alam yang gundul dengan ditumbuhi oleh tanaman padi di sawah dan singkong atau ubi kayu di ladang kering. Kini keindahan hutan hujan tropis tercinta yang sangat menakjubkan di desaku itu telah lenyap dan tidak akan pernah kembali lagi untuk selamanya.

READ  Nonton Perayaan Leang-Leong di Arjowilangun Yuk !

^^ Jangan lupa sempatkan juga menyimak satu info menarik di sekitar hutan ini, yaitu Mengenal Jembatan Beli di Barat Dam Karangkates.

Gambar Gravatar
Saya hanyalah seorang blogger biasa yang ingin berbagi pengalaman kepada pembaca melalui blog ini. Ilmu yang bermanfaat harus disampaikan kepada orang lain sebelum kita kembali padaNya. Indri Lidiawati

6 komentar

  1. Gambar Gravatar Indra Kusuma Sejati berkata:

    Bicara tentang hutan, memang sih sepertinya asyik bila kita bisa menelusri hutan apalagi hutan tropis. Namun, sekarang memang hutan keretan yang terkenal anker itu sudah berubah dan beralih fungsi menjadi ladang persawahan yang subur dikelola oleh masyarkat lokal di sana ya Mba. Sepertinya lebih indah seperti itu deh ya. 😀

    1. semoga aja pemandangan sawah yg subur di tepi hutan ini bisa menggantikan hutan hijau yg telah lenyap ya mas hmmm 🙂

  2. Trus, Pada kemana yang Jin penunggu hutan itu?

    1. para jin penunggu hutan disini mungkin banyak yg lari ke kota utk merubah nasib agar menjadi lebih baik hehehe 😀

  3. Wah, ikut miris melihatnya…

  4. Ditempat saya banyak sawah yang jadi komplek perumahan atau di bangun ruko,,, miris,,

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *