Harta manusia berasal dari dua sumber

Jumpa lagi juragan… Dalam hal materi (selain fisik dan batin/psikis), harta milik manusia berasal dari 2 sumber. Tanpa sumber ini manusia tidak bisa memiliki harta.

Pertama adalah harta dari bekerja
Manusia bisa memiliki harta karena bekerja. Meskipun harta itu sedikit maupun banyak, bekerja adalah salah satu cara manusia mendapatkan harta. Misalnya, berbisnis, berdagang, karyawan/pegawai, dan sebagainya. Bahkan harta yang didapat dengan cara-cara yang salah juga termasuk bekerja.

Dalam sebuah negara, devisa bisa didapat dari kemampuan bekerja negara tersebut. Misal, negara industri, negara dengan mayoritas masyarakat tenaga ahli, negara dengan rakyat berpemikiran cerdas, dan sebagainya. Negara tersebut mendapatkan kekayaan dari bekerja, dimana sumberdaya manusia di negara tersebut telah mendukung masuknya harta.

READ  Selamat Hari Raya Idul Fitri 1434 Hijriyah

Kedua adalah harta dari warisan
Orang bisa kaya karena menerima harta warisan. Tanpa bekerja seseorang bisa kaya karena mendapat warisan. Misal, putra seorang raja, anak seorang pengusaha, anak pemilik perkebunan, dan anak pemilik harta kekayaan lainnya. Merka bisa kaya secara otomatis tanpa berjuang dan berusaha dalam mencari harta.

Dalam sebuah negara, kekayaan didapat dari sumberdaya alam. Misalnya, negara pemilik tambang emas, tambang minyak, tambang intan, tambang gas alam, negara pemilik hutan luas (perkayuan), dan sumberdaya alam lainnya.

READ  4 Jenis Tarian Manusia Yang Muncul Secara Alami

Sumberdaya alam adalah warisan harta dari alam. Tanpa bekerja, negara tersebut telah memiliki harta secara otomatis. Harta tersebut tidak perlu didapat dengan susah payah, melainkan ada dengan sendirinya.

Demikian menurut opini juragan cipir tentang sumber harta materi. Sekarang, darimana harta milik tuan dan nyonya juragan berasal? Dari bekerja atau dari warisan?

Gambar Gravatar
Saya hanyalah seorang blogger biasa yang ingin berbagi pengalaman kepada pembaca melalui blog ini. Ilmu yang bermanfaat harus disampaikan kepada orang lain sebelum kita kembali padaNya. Indri Lidiawati

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *