Akan tetapi manusia berniat ingin membinasakan tikus dengan berbagai macam cara. Misalnya dengan menebar racun tikus melalui umpan makanan tikus, memasang perangkap di tempat-tempat yang sering disinggahi oleh tikus, dan sebagainya.
Apakah manusia itu jahat? Tidak! Manusia membasmi tikus di sawah dan ladang karena juga ingin bertahan hidup. Hama tikus bisa merusak cadangan pangan manusia serta berpotensi menimbulkan penyakit. Oleh karena itu manusia menggunakan akalnya untuk menghindari serangan hama tikus.
Namun hal itu tidak mudah. Tikus mampu mempertahankan diri meskipun tikus adalah binatang lemah yang tidak punya akal serta kekuatan seperti manusia. Pada kenyataannya manusia tidak pernah bisa mengalahkan tikus. Meskipun hanya tikus penghuni dapur, tetapi manusia kesulitan mengusirnya. Terkadang manusia bisa mengusir tikus dari rumah, namun itu hanya untuk sementara saja. Beberapa minggu atau beberapa bulan kemudian tikus akan datang lagi dan siap mengacak-acak dapur manusia.
Tikus mempertahankan diri dengan cara sederhana, yaitu: tikus tidak pernah mengulangi perbuatan yang salah. Misalnya, jika ada seekor tikus memakan makanan di dalam perangkap, maka besoknya tikus-tikus yang lain tidak akan mau memakan makanan yang ada di dalam perangkap. Jika ada seekor tikus yang mati karena memakan makanan beracun, maka besoknya tikus-tikus yang lain tidak akan mau memakan makanan beracun tersebut. Begitu juga dengan bahaya-bahaya lain yang sewaktu-waktu mengancam keselamatan mereka. Tikus selalu berhati-hati dan tidak akan pernah mengulangi kesalahan yang sama.
Nah, dari sini kita mulai sadar bahwa tikus itu hewan pintar dan cerdik. Tidak memilki akal fikiran namun sulit ditipu. Sedangkan manusia memiliki akal fikiran tetapi seringkali mengulangi kesalahan yang sama, atau dengan kata lain manusia suka melakukan pelanggaran berulang.
Dengan mencermati kehidupan tikus, maka manusia perlu belajar dari salah satu sisi baik tikus. Tikus tidak punya akal, tetapi pandai mempertahankan diri dari ancaman makhluk pintar seperti manusia. Tikus tidak pernah mengulangi kesalahan yang serupa. Mengapa tikus bisa sepintar itu?
Marilah kita tengok siapa di balik tikus. Tikus tidak pernah berniat mencuri, melainkan sekedar mencari makan. Kejujuran inilah yang membuat tikus senantiasa selamat. Makhluk yang jujur pasti lebih dekat dengan selamat. Siapakah yang melarang tikus memakan makanan beracun? Dialah Allah SWT, sang penyelamat. Dialah sang pemberi rizki kepada semua makhluk. Karena sesungguhnya makanan yang dimakan tikus tersebut bukan milik manusia, tetapi milik Allah. Manusia hanya dititipi saja, tetapi yang mengatur adalah mutlak hak Allah.
Jika ingin mengurangi gangguan tikus maka jagalah kebersihan rumah dan sekelilingnya, karena tikus hanya suka mencari makan di tempat yang kotor.
Semoga kita bisa mengambil pelajaran dari hewan tikus.