Halo juragan… Beberapa spiritualis jawa mengatakan bahwa umur manusia ketika hidup di dunia sebenarnya tidak lebih dari 24 jam. Hal ini didasarkan pada saat ketika manusia tidur. Tidur adalah mati, meskipun hanya mati sementara. Disaat tidur manusia pasrah seperti orang meninggal dunia. Jika tidak dibangunkan oleh Yang maha kuasa, maka manusia tidak akan bisa hidup lagi.
Bahkan jika dimandikan lalu dikuburkan oleh tetangga sekitar, manusia tetap tidak bisa berbuat apa-apa kecuali hanya pasrah.Kehidupan manusia merupakan sebuah perjalanan panjang.
Perjalanan ini diawali ketika manusia berada dalam kandungan ibu, dan kemudian lahir sebagai jabang bayi ke dunia semu. Kenapa dinamakan dunia semu? Karena kehidupan di dunia fana ini hanya sekilas saja serta dibatasi oleh ruang dan waktu, dimana manusia saat itu berada di dalam raga atau jasad yang hanya memiliki daya kekuatan terbatas. Tidak lebih dari itu.
Suatu saat nanti kehidupan di alam semu ini akan berakhir dalam waktu singkat melalui ketetapan akhir yang disebut wafat atau meninggal dunia, dan selanjutnya manusia akan berpindah ke alam lain atau alam langgeng. Disana manusia memiliki kecepatan gerak serta daya lainnya yang tidak batasi oleh ruang dan waktu yang belum pernah di dapat selama hidup di bumi.
Namun kehidupan disitu belum berakhir. Perjalanan hidup manusia terus berlanjut sampai berjumpa dengan penciptanya. Disanalah awal dan akhir dari perjalanan hidup manusia. Disitulah letak kehidupan manusia yang sesungguhnya. Sebuah kehidupan yang hakiki. Kehidupan manusia berawal dari sang pencipta dan akan berakhir di hadapan sang pencipta. Oleh karena itu sang pencipta merupakan awal dan akhir dari semua kehidupan yang ada.
Dialah Allah yang maha Esa. Dialah yang memulai dan yang mengakhiri segalanya. Seisi alam semesta tunduk padaNya dan tidak ada satupun makhluk yang bisa membantah kehendakNya. Alam semesta beserta isinya hanya pasrah kepadaNya.
Semoga coretan dari juragan cipir ini bermanfaat bagi tuan dan nyonya juragan. Mohon maaf jika ada kesalahan dan kekeliruan. Terima kasih.
Berikutnya>> Upacara Tradisional Labuhan Pantai Ngliyep di Malang