Hantu Glundung Pringis Penunggu Pohon Kelapa

Halo juragan… Hantu glundung pringis adalah hantu yang berwujud buah kelapa yang jatuh dari pohonnya, lalu menggelundung di depan orang yang lewat dan kemudian berubah menjadi kepala manusia yang meringis serta berlumuran darah setelah dimasukkan ke keranjang milik pedagang yang menemukannya.Hantu glundung pringis ini dipercaya keberadaannya oleh masyarakat jawa tempo dulu dimana hantu tersebut suka menunggui pohon kelapa untuk menggoda orang lewat. Dalam aksinya, hantu glundung pringis mirip dengan hantu ayam enak encho yang suka menggoda pedagang yang pergi ke pasar pada dini hari menjelang pagi ketika hari masih gelap. Simak juga Hantu Ayam Enak Encho Dalam Legenda Jawa.

hantu pogon kelapa, hantu seram, penampakan mengerikan, hantu perkebunan

Di kisahkan, di suatu desa di tepi hutan ada seorang pedagang yang pergi ke pasar pada dini hari menjelang pagi dengan membawa keranjang di punggungnya. Pedagang tersebut berjalan kaki melintas di jalanan sepi yang mana disitu terdapat sebuah pohon kelapa.

READ  Penampakan Hantu Wanita Seram Rumah Tua Angker di Indiana

Ketika ia berada di dekat pohon kelapa, tiba-tiba ada salah satu buah kelapa yang jatuh dari pohon lalu menggelundung di depan pedagang tersebut. Pedagang menganggap bahwa buah kelapa ini adalah rejeki yang jatuh dari pohon, lantas ia mengambilnya dan dimasukkannya ke dalam keranjang yang ia gendong di punggungnya.

Selang beberapa menit ia melangkah, tiba-tiba di dalam keranjangnya ada suara manusia yang berbicara, “enak encho enak encho enak encho” (enak encho artinya: betapa enaknya saya digendong).

Maka pedagang tersebut langsung memeriksa di dalam keranjang untuk melihat apa yang terjadi. Setelah keranjang di buka, ternyata buah kelapa tadi berubah menjadi kepala manusia yang meringis dengan mata melotot serta berlumuran darah.

hantu kepala, hantu meringis, hantu menakutkan, mata hantu melotot

Oleh karena itulah hantu ini disebut hantu glundung pringis, karena ia telah menggelundung kletika jatuh dari atas pohon dan lalu meringis di dalam keranjang milik seorang pedagang. Namun hantu glundung pringis ini sudah tidak/jarang diceritakan oleh orang lagi, mungkin ia sudah punah.

READ  Encantado, Makhluk Siluman Misterius Dasar Air

Jangan lupa simak juga Mengenal Hantu Gendruwes Penunggu Hutan Angker.

Gambar Gravatar
Saya hanyalah seorang blogger biasa yang ingin berbagi pengalaman kepada pembaca melalui blog ini. Ilmu yang bermanfaat harus disampaikan kepada orang lain sebelum kita kembali padaNya. Indri Lidiawati

16 komentar

  1. Kalau ditempat saya namanya "medi ndas mbak". Pak lek saya pernah tuh katanya digangguin. Jadi pas waktu pulang, melewati pohon bambu. Tiba2 ada batu menggelundung. Pas dipindahin, tiba2 jadi kepala manusia sedang nyengir2 sambil kedip2 genit. Hehe

    1. itu adalah hantu glundung pringis mas ary, berarti hantu glundung pringis masih ada atau belum punah dan siap pringas pringis menakuti orang hehehe 😀

      1. Ngeri juga sendirian malam malam ketemu ama ini hantu. apa yang saya lakukan ? mungkin laaaaariiiiii

        1. Iya mas.. tapi sejatinya dia gak berani mendekati orang yang imannya kuat. Kalo imannya ece-ece kayak saya mah.. udah pasti berani menggelinding, trus "wakwaw".. hehe. Duh jangan sampe deh..

      2. Iya mbak.. dulu saya pernah juga disuruh beli sikat gigi habis pas mau magrib. Duh.. waktu itu jalanan sudah gelap banget. Mana desa saya terpecil lagi, eh pas lagi jalan ada suara "mak gludek".. Sya langsung lari sama kakak saya.. biasanya tempatnya deket pohon bambu mbak..

  2. Mesti kita lestarikan yah mba….biar tidak punah

    1. harus dibuatkan konservasi biar gak punah ya mas hantunya hehehe 😀

  3. hm, ternyata indonesia masih banyak hantu yang belum kita kenal namanya ya mbak 🙂

    1. wah baru tahu ya mbak, makanya main ke jawa mampir ke rumah saya biar tahu macam2 hantu hehehe 😀

  4. wahahahaha mba takut hantu ea?

    1. hantunya yg takut sama saya mas agus hehehe 😀

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *