Biasanya dalam acara hajatan, selamatan, maupun acara-acara tradisional masyarakat setempat, nama mbah danyang selalu disebut. Misalnya dengan berkirim doa ke mbah danyang sebelum acara dimulai. Ada juga masyarakat jawa yang menghormati mbah danyang dengan cara mengadakan suatu perayaan. Sebagai contoh silakan simak Nonton Perayaan Leang-Leong di Arjowilangun Yuk !
Selain itu, para spiritualis, paranormal, dukun dan sebagainya, pasti akan menyebut nama mbah danyang dengan ritual memasang sesaji yang bertujuan untuk meminta ijin kepada mbah danyang sebelum mereka mengadakan acara sakral.
Kepercayaan ini sudah ada sejak masa lampau, ketika masyarakat jawa masih banyak yang menggunakan animisme dan dinamisme sebagai cara mereka untuk menghormati dan menyembah penguasa gaib alam yang menaungi kehidupan manusia.
Saat ini, kepercayaan akan adanya mbah danyang sudah mulai pupus di kalangan masyarakat umum. Namun tetap dikenal oleh kalangan orang-orang tertentu yang menerjuni dunia supranatural, misalnya para pengamal ilmu jawa maupun para ulama yang masih menggunakan tradisi jawa. Mbah danyang dianggap maklhuk halus yang harus dimintai permisi sebelum mereka mengadakan acara apapun yang bersifat sakral.
Jangan lupa simak juga Mitologi Nusantara Tentang Tuyul Pencuri Uang
Lebih dari itu gan, Danyang bukan merupakan arwah atau semacam roh orang yang telah mati, Danyang sudah ada sejak dulu ketika suatu tempat itu ada, bukan hanya desa yang agan bilang, Danyang lebih kepada penguasa yang sitilahnya Baurekso tuh tempat, bisa hutan, gunung, desa, bahkan wilayah yang lebih sepit atau juga lebih luas cakupannya. Di desa ada istilah Pulung atau kata lain adalah wahyu
benar sekali agan, ntar saya benahinya artikel ini, saya lupa kalau danyang itu ternyata luas :p<br /><br />makasih tambahan penjelasannya 😀