Kisah Sang Ayah Berjualan Pena Bersama Puterinya Dapat Uang 2,6 Miliar

Perang selalu membawa kesengsaraan bagi rakyat, tak terkecuali bagi warga Suriah yang kini sedang diamuk perang. Jutaan warga mengungsi agar bisa bertahan hidup lebih lama lagi. Sebanyak 12 juta warga Suriah mengungsi ke Beirut, Lebanon dan mereka menjalani hidup dengan segala keterbatasan di pengungsian.

Belum lagi jutaan pengungsi lainnya yang menyebar ke tempat-tempat lain yang lebih aman di seluruh penjuru dunia. Dalam kondisi seperti ini semua orang akan menyadari bahwa betapa mahalnya suatu tempat yang aman.

pengungsi-suriah-6
Abdul Halim al Attar bersama kedua anaknya, pengungsi Suriah di Beirut

Ketika Tuhan menghendaki, maka apapun bisa terjadi. Adalah seorang pengungsi Suriah bernama Abdul Halim al-Attar. Ia hidup di pengungsian bersama kedua anaknya yang masih kecil, putranya bernama Abudellah berusia 9 tahun dan putrinya bernama Reem berusia 4 tahun.

Abdul Halim aslinya adalah pengungsi Palestina yang mengungsi di Suriah, namun ia terpaksa harus pindah mengungsi ke Lebanon setelah kamp pengugsian di Suriah diserang ISIS.

Anak-anak Abdul Halim ini tidak tahu betapa berat perjuangan sang ayah demi kelangsungan hidup mereka di pengungsian. Untuk bisa makan sehari-hari Abdul Halim al Attar harus bekerja serabutan dan juga menjual pena atau bolpoin kepada siapapun yang ia jumpai di sepanjang jalanan di Beirut dengan selalu menggendong putri kecilnya.

pengungsi-suriah-1
Abdul Halim al Attar selalu ditemani putrinya berjualan pena

Rupanya aktivitas mereka sehari-hari membuat trenyuh seorang wartawan asal Islandia bernama Gissur Simonarson yang sedang meliput di Ibu Kota Beirut, Libanon. Gissur lantas menghampiri dan mengajak berkenalan Abdul Halim yang kemudian menanyakan kehidupan Abdul Halim bersama bersama putrinya.

Mendengarkan kisahnya, Gissur lantas berusaha membantu ayah dan anak tersebut dengan membuka akun donasi melalui situs indiegogo.com. Proyek ini diberi nama “Help Abdul and Reem start a new life” (Mari Kita Bantu Abdul dan Reem Menata Hidupnya Kembali).

Hasilnya sungguh di luar dugaan. Sebanyak 3.500 netizen menyebarkan pesan Gissur ke seluruh penjuru dunia hanya dalam sehari. Kontan saja banyak netizen lainnya yang bersimpati dan ingin menyumbangkan uang kepada Abdul Halim dan anak-anaknya.

Bantuan pun datang melalui penggalangan dana online (online crowdfunding campaign) dan donasi tersebut terkumpul hingga sebesar 191 ribu dolar (setara 2,6 miliar rupiah). Bahkan jumlah itu melebihi donasi yang dianggarkan oleh Gissur sebesar 5 ribu dollar.

Ketika Abdul Halim dihubungi wartawan internasional, ia langsung menangis setelah tahu bahwa dirinya telah dibantu oleh ribuan orang dari seluruh penjuru dunia. “Saya terkejut saat tahu cerita saya dan putri saya diketahui orang dari mancanegara,” ungkapnya sambil menangis terharu.

pengungsi-suriah-5

“Saya hanya bisa berterima kasih kepada Allah dan orang-orang yang telah membantu,” imbuh Abdul.

Setelah donasi diterima, lantas Abdul Halim membagikannya lagi sebesar 25 ribu dollar kepada teman-temannya serta anggota keluarganya.

Pada awalnya ingin berangkat ke Mesir bersama istri dan kedua anaknya ketika situasi di Suriah mulai tidak kondusif. Namun di tengah jalan sang istri memutuskan kembali ke kampung halaman.

Kini nasib Abdul Halim bersama anak-anaknya benar-benar berubah. Abdul Halim tadinya hidup dalam keadaan serba kesulitan di pengungsian, kini mereka bisa hidup dengan bahagia dan layak bersama anak-anaknya. Nasib orang siapa tahu, orang yang dulunya sengsara dan diabaikan namun bisa saja suatu saat berubah menjadi orang dihormati oleh orang banyak.

Akhirnya Abdul Halim al-Attar mendirikan usaha dengan membuka dua kedai roti, satu kedai kebab, dan satu lagi toko roti kecil-kecilan. Ia mempekerjakan 16 orang pengungsi Suriah lainnya.

Jika dulunya ia adalah orang yang sengsara, namun kini ia berubah menjadi orang yang bisa membantu orang-orang lain yang masih sengsara untuk mendapatkan lapangan kerja. Itulah yang dilakukan seorang pengungsi Suriah di Lebanon bernama Abdul Halim al-Attar.

pengungsi-suriah-2
Rumah makan milik Abdul Halim al Attar di Beirut

“Bukan hanya hidupku saja yang berubah, tapi juga hidup anak-anak dan warga Suriah yang aku bantu,” terang Abdul Halim.

Dengan donasi yang besar tersebut kini Abdul bisa memberikan penghidupan yang lebih layak bagi keluarganya di pengungsian di Beirut. Kedua anaknya yang masih kecil kini bisa tinggal dengan nyaman di apartemen dengan dua kamar tidur.

Meskipun lingkungan apartemennya cukup berisik, namun putrinya Reem yang masih berusia 4 tahun terlihat bahagia dan suka memamerkan mainannya. Sementara itu putranya Abudellah yang berusia 9 tahun sudah bisa kembali masuk sekolah setelah sebelumnya berhenti sekolah selama 3 tahun karena orang tuanya hidup dalam kesulitan.

pengungsi-suriah-3
Abdul Halim al Attar bersama putrinya

Namun, saat Abdul Halim baru menerima sekitar 168 ribu dolar dari total donasi yang terkumpul sebesar 191 ribu dollar. Meski belum tahu kapan ia akan mendapat sisa uangnya, namun ia sudah sangat mensyukuri bantuan yang sudah diterima saat ini. Ia juga punya rencana untuk menginvestasikan uang donasi tersebut.

“Ketika Allah sudah mentakdirkanmu sesuatu, kamu pasti akan mendapatkannya,” papar Abdul.

pengungsi-suriah
Kenangan masa lalu Abdul Halim al Attar bersama putrinya

Abdul Halim beserta 16 karyawannya termasuk orang yang paling beruntung bisa bekerja di Beirut, Lebanon. Sebab ada sekitar 12 juta orang pengungsi Suriah yang saat ini tinggal di Lebanon dan semuanya tidak mendapatkan pekerjaan.

Dengan status sosial dan kehidupan yang lebih baik dari sebelumnya, kini Abdul Halim merasa keluarganya sudah semakin diterima di lingkungan tempat tinggalnya.

“Mereka makin ramah menyapaku setiap kali melihatku. Mereka jadi lebih menghormatiku,” kata Abdul Halim sambil tersenyum.

Namun sayangnya, saat ini masih banyak sekali pengungsi-pengungsi Suriah lainnya yang bertahan hidup dalam kesedihan serta kesulitan dan menanti bantuan dari anda. Sedikit sumbangan dari anda sangat berharga bagi mereka. Sebarkan kisah inspirasi ini dengan membagikannya melalui tombol jejaring sosial di bawah ini seperti facebook, twitter, google+, dll.

Jangan lupa simak juga Belajar Dari Bang Somad Penjual Makanan Ketoprak.

Posting pada Tak Berkategori
Gambar Gravatar
Saya hanyalah seorang blogger biasa yang ingin berbagi pengalaman kepada pembaca melalui blog ini. Ilmu yang bermanfaat harus disampaikan kepada orang lain sebelum kita kembali padaNya. Indri Lidiawati

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *