4 Cara Meningkatkan Aset Pribadi

Kekhawatiran terhadap ketidakpastian masa depan, kegelisahan jatuh miskin, impian sebelum kepala tiga jadi jutawan, keinginan menggebu bertransformasi menjadi “Crazy Rich Asian”, akhirnya mendorong kamu mencari sejuta cara bagaimana mendapatkan aset sebanyak mungkin.

Pertama-tama, kamu perlu mengingat lebih dulu apa itu aset. Robert T. Kiyosaki, investor terkenal dari Amerika, menulis dalam bukunya ‘Rich Dad Poor Dad’ bahwa aset adalah sesuatu yang dapat memasukkan uang ke kantong atau menjadi penghasilan. Contoh aset ini disebutkan misalnya real estate, saham, obligasi, aset kertas, dan kekayaan intelektual. Orang kaya yang mendapatkan uang akan fokus membangun asetnya sehingga menghasilkan lebih banyak uang baginya.

Berikut ini ada 4 solusi yang mungkin kamu coba untuk membangun aset untuk nantinya menghasilkan lebih banyak lagi keuntungan untuk kamu :

1. Mengurangi Pengeluaran Rutin

Satu kata singkat yang cocok untuk menggambarkan cara pertama ini adalah hemat. Rela menunda kepuasan saat ini demi kebahagiaan yang lebih besar di masa mendatang. Termasuk juga menahan diri sekuat tenaga agar tidak terjebak godaan belanja online, cuci gudang, atau berburu barang diskonan. Meskipun mendapat potongan harga, sejatinya kamu telah menghabiskan uang untuk pembelian dadakan dan bukan kewajiban. Alih alih menunggu promo, kamu bisa menggantinya dengan berburu barang preloved.

Satu contoh lain adalah mengurangi kebiasaan berhutang. Sesuai dengan hasil wawancara terhadap 400 orang terkaya di Amerika Utara, mayoritas mengatakan bahwa “Kunci nomor satu untuk mencapai kekayaan adalah mengeliminasi utang dan selalu menghindari utang.” Dengan adanya kesempatan berhutang, secara tidak sadar akan mendorong kamu untuk membelanjakan apa yang diinginkan padahal tidak benar-benar kamu butuhkan.

Tidak kalah penting, mengubah pola gaya hidup. Media sosial sebagai ajang pamer belakangan ini seringkali menaikkan gengsi tiap individu. Kebiasaan nongkrong di kafe, makan siang di tempat makan berkelas, atau jalan-jalan di tempat mewah setiap akhir pekan perlu kamu kurangi sedikit demi sedikit demi kesehatan dompet yang semakin membaik.

2. Menambah Sumber Pendapatan

Kamu mungkin memiliki kenalan yang gemar menabung sedari kecil tetapi hidup masih biasa biasa saja sampai sekarang. Jelas saja, karena berhemat dan menabung saja tidak cukup. Lalu bagaimana?

Kamu tentu familier dengan frasa ‘pendapatan aktif’ dan ‘pendapatan pasif’. Pendapatan aktif sebagai penghasilan tetap yang didapatkan seseorang karena telah menukarnya dengan tenaga, waktu, dan pikiran. Contohnya gaji. Sedangkan pendapatan pasif sebagai penghasilan yang didapat karena seseorang menukar aset yang dimilikinya untuk mendapat uang. Pendapatan pasif inilah yang perlu kamu usahakan lagi, seperti menjual barang tidak terpakai, menyewakan motor, atau menawarkan jasa freelancer.

Kamu juga bisa mulai usaha dengan modal kecil. Dengan memulai usaha tersebut kamu bisa membuka peluang menjadi usaha yang menjanjikan. Terkait permodalan, dengan teknologi saat ini kamu bisa mendapatkan modal pembiayaan usaha dari P2P Lending yang jauh lebih mudah dari pinjam uang di bank.

3. Meningkatkan Penghasilan dari Sumber Pendapatan

Kebanyakan pekerja hanya hidup mengandalkan gaji semata. Menerima gaji setiap bulan dan menerimanya sebagai suatu siklus terus menerus yang akan berlangsung seumur hidup. Penting jadinya untuk mengusahakan upaya peningkatan dari pendapatan aktif yang sudah dibahas pada poin 2. Kamu bisa memulainya dengan bekerja keras atau senantiasa meningkatkan kualitas pekerjaan kamu.

Atasan kamu boleh jadi menawarkan kenaikan gaji atau promosi jabatan setelah puas melihat hasil yang kamu kerjakan. Kamu tentu mengerti bahwa semakin tinggi jabatan kamu maka semakin besar pula nominal pendapatan aktif yang akan kamu dapatkan. Kenaikan pendapatan yang baru kamu dapat tersebut bisa disisihkan sedikit untuk investasi ilmu seperti membeli buku atau mengikuti kursus agar dapat meningkatkan keahlian kamu demi menunjang pekerjaanmu nantinya. Atau opsi lainnya kamu bisa coba mendaftar di perusahaan lain yang menawarkan upah kerja lebih banyak lagi.

4. Investasi

Ternyata, selain dua jenis pendapatan yang telah disebutkan, masih tersisa satu jenis pendapatan lagi. Apabila kamu sudah berhasil merealisasikan ketiga cara sebelumnya, masih ada cara selanjutnya untuk mengoptimalkan dana yang telah kamu miliki. Dari pendapatan dan hasil tabungan, kamu bisa coba untuk menginvestasikannya. Salah satu tokoh menyebut investasi sebagai cara kamu membeli suatu hari dimana kamu tidak perlu lagi bekerja.

Mungkin ada faktor-faktor yang menjadikan sebagian orang belum juga mulai investasi. Mitos yang masih kerap dipercaya beberapa orang terkait investasi semisal rumit, perlu banyak waktu atau modal gede.

Berdasarkan data dari Bursa Efek Indonesia per September 2016 dalam 10 tahun terakhir, return investasi dari beberapa alternatif yaitu terdiri dari saham 17,67%, sukuk 9,28%, emas 8,37%, deposito 6,94%, dan tabungan 2,43 %. Dari data tersebut, itulah mengapa investasi menjadi penting. Agar tabungan kamu tidak tergerus inflasi dan bisa jadi passive income tambahan bagimu.

Selain keempat opsi yang telah disebutkan, masih ada P2P Lending atau strategi buy and hold. Investasi sudah pasti butuh pengalaman dan latihan sesering dan sedini mungkin. Tetapi ingat, tetap berhati-hati dalam memilih setiap instrumen investasi. Belakangan ini mulai beredar kasus investasi bodong atau menjamurnya berbagai teknologi keuangan (financial technology atau fintech) ilegal. Pastikan lembaga tempat kamu berinvestasi tersebut diawasi oleh lembaga dari pemerintah.

Itu dia 4 cara yang bisa kamu tempuh untuk menambah aset pribadi kamu. Terdengar mudah namun untuk bisa konsisten menjalankannya butuh tekad yang kuat. Kini keputusan ada di tangan kamu, ingin sukses dari sekarang atau masih mau tunggu nanti?

Posting pada Tak Berkategori
Gambar Gravatar
Saya hanyalah seorang blogger biasa yang ingin berbagi pengalaman kepada pembaca melalui blog ini. Ilmu yang bermanfaat harus disampaikan kepada orang lain sebelum kita kembali padaNya. Indri Lidiawati

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *