Bahan kulit telah ditemukan oleh umat manusia selama berabad-abad yang lalu dan telah memainkan peran penting dalam peradaban manusia hingga saat ini. Sejak pertama kali ditemukan, proses memproduksi kulit belum melewati perubahan signifikan. Kulit telah digunakan dalam industri fashion dan hampir setiap budaya di dunia telah memproduksi kulit untuk mengubahnya menjadi berbagai produk.
Pada abad-abad sebelumnya, manusia memburu hewan seperti harimau, sapi, domba, dan hewan lain untuk makanan dan juga untuk bersembunyi. Oleh karena itu, sejarah kulit tidak dapat dipisahkan dari sejarah perburuan manusia.
Pada masa-masa awal, nenek moyang kita menggunakan kulit dari binatang yang mereka buru untuk membuat banyak barang untuk melindungi tubuh mereka seperti pakaian dan alas kaki. Mereka juga dikenal menggunakan kulit binatang untuk membuat tenda melindungi mereka dari kondisi dan bahaya yang keras. Namun, jenis kulit yang digunakan nenek moyang kita bukanlah kulit yang kita gunakan saat ini tetapi bentuk kulit yang lebih primitif sebelumnya.
Lahirnya proses penyamakan
Dipercayai bahwa proses penyamakan kulit dimulai pada masa Paleolitik awal ketika mereka menyadari bahwa kualitas kulitnya tidak tahan lama. Hewan itu bersembunyi di suhu panas dan menjadi kaku pada suhu rendah. Oleh karena itu, upaya untuk membuat hewan bersembunyi lebih kuat dan bertahan lebih lama dimulai. Proses untuk melestarikan dan memperkuat authentic leather materials dimulai dengan peradaban awal menggunakan metode yang berbeda seperti menggosok lemak hewan dan merokok kulit. Ini adalah dua metode yang umum digunakan yang diajarkan dari generasi ke generasi.
Metode lain yang ditemukan kemudian adalah penyamakan kulit menggunakan daun dan kulit kayu yang direndam dalam air. Ini adalah metode yang kita kenal sekarang sebagai penyamakan sayuran. Metode penyamakan nabati diyakini dikembangkan oleh orang Yunani kuno dan kulit samak nabati yang kemudian diperdagangkan secara luas di Yunani sekitar 500 SM. Kulit samak nabati dikenal sebagai metode penyamakan yang paling alami dan ramah lingkungan dan masih digunakan hingga saat ini.
Metode ini menggunakan banyak jenis tanaman tetapi tanaman yang paling populer yang digunakan adalah mimosa, kastanye, dan ek. Seiring berlalunya waktu, metode penyamakan kulit menjadi semakin maju dan efisien. Itu memungkinkan kulit untuk terus digunakan di seluruh dunia sampai hari ini.
Penggunaan kulit kecokelatan pada peradaban awal
Orang-orang Yunani kuno, Mesir, dan Romawi telah menggunakan kulit untuk membuat berbagai barang dari jauh sebelum berabad-abad. Sekitar 1.200 SM, orang-orang Yunani kuno menggunakan kulit untuk pakaian dan membuat sandal. Pabrik kulit kemudian menyebar ke Mesir dan Mesir digunakan untuk membuat produk yang lebih beragam seperti sarung tangan, ember, dan ornamen. Orang Mesir dinyatakan ahli dalam mengolah kulit dan membuat produk kulit sebagian besar tersebar di seluruh Mesir sekitar 1.300 SM. Produk kulit sangat disukai oleh Queens dan Firaun selama masa itu.
Produksi kulit kemudian menyebar ke Roma dengan teknik yang lebih maju. Bahan kulit umumnya digunakan oleh orang Romawi untuk memproduksi peralatan kelas militer termasuk pelindung kulit, pelana, perisai, dan tali kekang. Kulit digunakan secara luas selama era Romawi dan digunakan oleh orang-orang dari kekaisaran Romawi untuk pakaian dan alas kaki. Penggunaan kulit sebagai kombinasi baju besi, perisai, dan peralatan militer lainnya diyakini pada awalnya dilaksanakan oleh orang Romawi. Bangsa Romawi mengembangkan metode penyamakan yang lebih maju dan efisien yang membuatnya mampu menghasilkan kulit berkualitas lebih tinggi.
Bergerak maju ke abad ke-7 dan ke-8, bangsa Moor dan Visigoth mengembangkan jenis kulit yang populer bernama “Cordovan.” Dibuat dari kulit kuda, “Cordovan” menjadi terkenal di seluruh Eropa selama berabad-abad dan terus digunakan hingga saat ini, biasanya untuk menghasilkan sepatu ujung. Mengikuti peningkatan dalam metode pengolahan kulit pada abad ke-12, penggunaan bahan ini dalam skala besar dalam membuat berbagai barang kulit.
Kulit di era modern
Teknologi modern pada abad ke-18 dan ke-19 menyebabkan peningkatan berkelanjutan dalam industri kulit. Jenis kulit baru muncul sebagai akibat dari kemajuan metode pengolahan kulit. Berbagai bahan kimia ditemukan dan mengembangkan proses penyamakan menjadi lebih efektif. Menurut asistant manager Hole Punch Bali, salah satu suppliers authentic handmade leather shoes terbesar di Indonesia menegeaskan bahwa penyamakan kromium merupakan metode penyamakan paling efektif yang digunakan saat ini untuk mengubah kulit menjadi pakaian dan alas kaki modern. Industri ini kemudian menjadi mampu menghasilkan kulit yang lebih lembut dan lebih tahan lama, yang menghasilkan produk kulit yang lebih beragam. Dengan kemajuan teknologi, kuantitas dan kualitas produk kulit di seluruh dunia meningkat. Permintaan yang berlebihan untuk produk kulit menyebabkan industri kulit terus tumbuh secara masif belakangan ini.