Ini adalah salah satu episode yang paling menyedihkan selama perjalanan saya menjadi musafir. Mengapa menyedihkan? Karena saya harus berpisah dengan teman teman saya di alam ghaib yang sudah saya anggap sebagai saudara. Simak juga Tahapan-Tahapan Berinteraksi Dengan Makhluk Halus.
Siapa saja teman saya? Teman saya ada 4 yang paling dekat yaitu Hantu tanpa kepala yang sering saya panggil dengan bocah tua nakal. Kuntilanak merah yang saya juluki nenek peri, serta pocong yang saya panggil simbah, serta siluman harimau.
Bocah tua nakal, nenek peri dan simbah serta siluman harimau adalah mahluk ghaib yang suka menemani saya selama saya melakukan perjalanan dan selalu mengikuti saya. Oh ya mengenai pocong yang saya panggil simbah, karena usianya sudah ratusan tahun. Simbah pernah bercerita bahwa dia hidup di tahun 1500. Tua sekali ya.
Sedang bocah tua nakal adalah manusia tanpa kepala yang saya temukan pada waktu expedisi di alas roban. Bocah tua nakal meminta untuk mengikuti saya, ya saya terima. Sementara nenek peri saya temukan di sekitar dieng. Sementara siluman harimau saya temukan di saat saya selesai melakukan ritual di bukit Cibadak. Simak juga Satu Kisah Supranatural Seru Di Kaki Bukit Cibadak.
Keempat sosok itu yang selalu menemani saya di saat suka dan duka. Dan kadang membantu saya di saat saya terdesak. Oh ya saya hampir mati kala dukun sakti memberondong saya dengan ilmunya. Namun ke 4 teman saya menolong saya dengan mendatangkan rekan rekannya dan membuat lingkaran ghaib dengan saya di tengahnya sehingga saya terlindungi dari serangan ilmu dukun sakti itu.
Oh ya sekali lagi saya katakan, dunia supranatual adalah dunia yang misterius. Dunia yang serba ghaib, sehingga bila saya menceritakan hal ini terkesan saya omong kosong. Tapi ini nyata adanya.
Dan di akhir perjalanan saya sebagai musafir, saya memutuskan diri untuk meninggalkan teman-teman saya itu. Mengapa? Ya karena mereka terbiasa menampakkan diri sewaktu berkomunikasi dengan saya. Dan itu akan mengagetkan orang-orang yang ada disekitar saya. Apalagi saat itu saya sudah mau menikah sehingga tak mungkin saya berteman lagi dengan mahluk-mahluk ghaib.
Perpisahan itu terjadi di jalan menuju gunung merapi. Bocah tua nakal, nenek peri, simbah dan siluman harimau bersepakat mengatakan bahwa mereka akan datang lagi bila saya undang. Sungguh suatu loyalitas yang tinggi.
Dan mulailah ritual perpisahan, dimulai dari bocah tua nakal… terbang dan menghilang. Nenek peri pun melakukan hal yang sama, tapi kali ini dia terbang kearah lain. Simbah pun begitu, diakhiri dengan siluman harimau.
Ada saat bertemu dan ada saat berpisah itulah hukum dunia. Saya pun kembali ke Bantul. Bersiap menuju kehidupan baru tanpa bantuan dari teman-teman ghaib saya itu.
Semoga kisah nyata ini bisa menjadikan hikmah dan bermanfaat bagi pembaca juragan cipir. Ambil sisi positif dan buang sisi yang dianggap negative. Jangan lupa simak juga Macam-macam Bunga Dan Tanaman Penangkal Santet. [radjc-022]