Assalamualikum sahabat blog juragancipir?. Sehat saja kan, dan semoga keberkahan selalu menyertai kita semua. Amiiin. Dan saya bersyukur masih bisa diberi kesempatan untuk ngeblog di blog juragancipir ini. Yang sebelum-sebelumnya saya juga sudah beberapa kali menjadi guest blogger disini.
Kali ini saya ingin menyampaikan kepada Anda semuanya tentang penulisan huruf sesuai dengan kaidah EYD yang berlaku. Karena kita ini kan menjadi blogger bukan hanya semata-mata pintar nulis dan ngelola blog saja, akan tetapi kita juga harus memperhatikan yang namanya penulisan huruf sesuai kaidah EYD mulai dari penulisan kata baku, tanda baca, huruf kapital dan lainnya yang semua itu kita perlukan agar artikel yang kita baca bisa dibaca oleh netter seluruh dunia.
Seperti yang kita tahu, blog yang sudah besar seperti blog juragancipir ini pastinya pengunjungnya bukan hanya visitors lokal semata, akan tetapi banyak pengunjung yang datang dari luar negeri untuk sekedar membaca blog kita. Apabila mereka tidak paham maka mereka akan menggunakan translator seperti google translate untuk menerjemahkan. Nah agar tulisan kita bisa diterjemahkan dengan baik, maka kita juga harus mengerti penggunaan ejaan yang tepat. Kan mesin translator tidak bisa membaca dan menerjemahkan kata-kata yang tidak baku apalagi kata alay seperti “4ku cy9 k4mu”. 😀
Oke kembali kepembahasan awal bahwa kita perlu menggunakan kata yang benar seperti penggunaan huruf kapital. Karena saya perhatikan ada beberapa blog besar yang menulis kata “Anda” akan tetapi huruf “A” yang seharusnya menggunakan huruf kapital masih menggunakan huruf “a” kecil.
Walaupun kata “Anda” itu berada ditengah kalimat, bukan hanya diawal paragraf tapi juga harus ditulis dengan huruf kapital pada huruf “A” nya. Karena itu kata khusus yang menunjukan kata ganti dia-an. Akan tetapi selain kata itu tulis saja secara normal.
Ya itulah yang bisa saya sampaikan. Maksud saya disini hanya untuk meluruskan Anda sebagai para blogger untuk bisa menulis dengan baik dan benar.
Jangan lupa baca juga Puisi Ungkapan Kegalauan Anak Muda
Penulis : Mustakim Banjarnegara
Mengapa hanya Anda saja yang harus diawali dengan huruf kapital? Sementara untuk kata ganti kedua selain Anda tidak berlaku demikian.
wah berarti saya sering salah nih biasanya saya menulis “anda”, bukan “Anda” 😀
harus diperbaiki tuh 😀
Ya itu juga saya tahu dari pelajaran sekolah.
ok jika memang “Anda” harus kapital, bagaimana dengan “saya”? ha
wach mbak indri, photo profilq q ko kaya gitu he
Manusia kalah disiplin sama teknologi 😀
Sip mas, pembahasan yang penting dan menarik. Untuk lebih lengkap tentang EYD, silahkan download buku Pedoman BI Ejaan yang disempurnakan. Cari saja linknya di mbah Google, atau bisa juga di blog carasyamsu. hi hi, iklan blog nih ya…
Sebenarnya, kata “Anda” ini sangat unik dan yang salah satu dispesialkan pada kaidah EYD. Entah karena alasan apa kata “Anda” dalam EYD huruf pertamanya harus dalam bentuk kapital. Berbeda dengan saya, kamu, saudara, kita, mereka, kalian, kau, dan engkau.
Kalau menurut pendapat saya (cuma pendapat lho!), penulisan sesuai EYD itu hanya memang diperlukan ketika akan menulis karya tulis ilmiah. Tapi kalau untuk konten, yang menjadi patokan saya secara pribadi adalah:
1. Kata itu harus Baku.
2. Bisa di terjemahkan ke dalam bahasa Inggris atau bahasa manapun di dunia.
3. Mudah dimengerti, dan nyaman bagi pembaca.
Hehe…
Tapi, terima kasih atas info dan ilmunya yang sangat bermanfaat buat saya.
Oya, satu lagi ni gan, misalkan kita memang benar-benar ingin menerapkan full EYD dalam web atau blog kita, pertanyaannya bagaimana dengan penggunaan kata-kata yang sebenarnya itu serapan atau adopsi dari bahasa negara lain. Misalnya: blogger, netter, online, website, dan lain-lain. Terkadang banyak blog atau web yang mencampur-adukkan bahasa ke dalam blognya, misalnya, penulisan copyright (ini kata serapan atau murni english ya?), home, about, contact, register, login, dan sebagainya?
Terima kasih atas jawaban dan pencerahannya.
Penggunaan kata “Anda” kebanyakan para blogger masih kurang memperhatikannya. Yang penting sesudah selesai menulis minimal harus memperhatikan dan mengkoreksi untuk menghidari kekurangan yang sepele seperti kata “Anda”. Nice sharing mbak Indri, semoga sehat selalu.
Oke paham, terima kasih atas penjelasannya
Hahaha.. rupanya masalah kata “Anda” dan “anda” sejak dulu belum selesai yah, sejak jaman masih kuliah dulu sampai sekarang perdebatan apakah harus memakai huruf Kapital atau tidak di depannya ga beres-beres. Masih belum ada konsensus.
Kalau saya sih berpendapat, walau menurut teori A (versi KBBI) pada anda harus selalu besar, kenyataannya ternyata teori tersebut bertentangan dengan teori mengenai kata sapaan lainnya seperti kamu, dia dan lain sebagainya. Jangan lupa bahwa sebuah teori dalam berbahasa tidak boleh bertentangan dengan teori dari sebuah jenis kata yang sejenis yah. Hal inilah yang memicu perdebatan.
Lagipula kita lihat saja kenyataannya, apakah dalam tulis menulis bahkan dalam karya ilmiah sekalipun, pemakaian A atau a dipermasalahkan? Kenyataannya tidak. Kebanyakan dosen/orang tidak akan terlalu peduli apakah anda mau ditulis Anda atau anda.
Saya bicara kenyataannya yah di lapangan. Apakah anda akan fokus pada isi berita atau artikel kalau baca blog atau website, jawabnya baca beritanya. Mau ada salah ketik sekalipun selama tulisan tertangkap mah ya cukup saja.
Bahasa jangan dipandang sebagai sebuah hal yang kaku. Bahasa itu adalah bagian sebuah budaya dan budaya lah yang mengikuti manusia. Kalau manusia mau budaya berubah, maka budaya akan berubah.
Jadi memperdebatkan masalah pemakaian A dan a menurut saya mah hal yang sia-sia saja. Membuang-buang waktu saja.
Bila masyarakat sendiri tidak memandang hal tersebut sebagai sebuah masalah besar, lalu kenapa harus dipermasalahkan. Adakah yang dirugikan kalau anda menulis a pada kata anda dengan huruf kecil? Jawabnya tidak ada.
Sudah belasan tahun sejak saya kuliah sampai sekarang dah mau punya anak SMA, masalah ini ga beres-beres.. padahal sederhana saja, anda mau pakai A silakan, mau pakai a juga silakan.
Kedua hal tersebut tidak merubah banyak arti. Daripada sampai sekarang tidak ditemukan kesepakatan dalam penulisan, lebih baik sepakat untuk tidak sepakat saja.
Maaf yah.. soalnya yang berdebat soal A dan a ini antar dosen pembimbing skripsi juga berdebat antar mereka sendiri.
Sama dengan kata resiko atau risiko.. kalau anda lihat kamus besar bahasa Indonesia versi cetak, maka anda akan menemukan banyak kata yang tidak baku juga dalam kamus tersebut. Hanya biasanya dia akan membuat link kepada kata yang baku.
Keberadaan kata non baku dalam sebuah kamus menunjukkan bahwa pemakaian kata tersebut ada dalam masyarakat dan diakui secara umum (De facto). Meskipun secara teori formal (De jure) dianggap salah tetapi sebenarnya tidak salah. Yang salah adalah teori itu tidak bisa diterima oleh masyarakat banyak dan sulit membuat sebuah teori “sempurna” dan universal untuk berbagai dialek yang ada di dalam masyarakat Indonesia.
Juga harus diingat kamus adalah buatan manusia yang bisa obsolete. Padahal perkembangan dan perubahan budaya terjadi terus menerus tidak akan bisa diimbangi oleh penulis manapun. Pemakaian sebuah teori yang obsolete seringkali menghasilkan perdebatan yang menghabiskan waktu saja.
Kalau saya akhirnya memandang bahwa A dan a pada anda adalah bentuk sbeuah teori yang semakin lama berkurang kepopuleran dan suatu waktu akan obsolete. Apa yang ditulis dalam media besar suatu waktu akan menjadi preseden pemakaian a kecil sebagai sesuatu yang normal dan bisa diterima.
Ketika sudah diterima bagian besar masyarakat, maka konsensusnya teori yang lama harus dibuang dan diganti.
Itu pendapat saya saja.. silakan mau pakai yang A besar atau a kecil.. monggo, toh tidak merubah arti apapun dan tidak merugikan siapapun.
Sebagai tambahan, lihat pemakaian kata anda dalam komentar saya diatas. Bukankah itu membantah teori bahwa kata anda harus selalu besar.
Pada tulisan di atas, kata anda tidak berperan sebagai sebuah kata Ganti atau Sapaan. Jadi masih harus tetapkah selalu memakai huruf besar di depannya.
Padahal pemakaian huruf besar atau kapital standarnya adalah pada kalau fungsinya sebagai kata ganti. Teori A pada Anda berdasar pada “bahwa kata Anda akan selalu merupakan muncul sebagai kata ganti”, padahal dalam komentar saya, terlihat bahwa kata anda muncul tidak sebagai kata ganti.
Ini menunjukkan adanya teori yang bertentangan dan menjadi dasar perdebatan.
😀 😀
Saya selalu menggunakan huruf kapital di awal ketika menuliskan “Anda”. Terlepas dari aturan EYD, tujuan utama saya adalah ingin menimbulkan kesan meninggikan para pembaca. 🙂
Pembaca bagi saya adalah orang yang harus diistimewakan sehingga perlu ada pembeda kata “Anda” di dalam tulisan sebagai kata ganti nama si pembaca.
Prinsip dasarnya adalah kita selalu menggunakan huruf kapital di awal ketika menuliskan nama orang dan saya menganggap bahwa kata “Anda” adalah kata ganti nama seseorang yang bersifat lebih universal.