Pendaki Gunung Mengaku Bertemu Harimau Jawa di Gunung Slamet

Halo juragan… Berita tentang harimau jawa masih sering mencuat meskipun harimau tersebut sudah tidak ada lagi menurut IUCN. Harimau jawa telah berkali-kali dinyatakan punah oleh banyak pihak. Namun para peneliti dari anak negeri seperti Didik Raharyono dan Wahyu Giri Prasetyo membantah bahwa harimau jawa sudah punah.Mereka mengklaim harimau jawa masih hidup berdasarkan temuan-temuan mereka seperti feses (kotoran), jejak kaki dan cakaran di pohon. Sayangnya mereka tidak berhasil memotret harimau jawa secara utuh untuk dijadikan sebagai bukti kuat bahwa raja hutan pulau jawa ini belum punah.

Selain penemuan-penemuan oleh para peneliti, dugaan harimau jawa masih ada juga diperkuat oleh pengakuan-pengakuan warga yang berpapasan dengan harimau loreng di hutan-hutan pulau jawa.

Harimau Jawa (1938)

Berikut ini pengakuan seorang Pendaki Gunung Slamet yang mengaku pernah bertemu dengan harimau jawa di Gunung Slamet belum lama ini. Ia berkomentar di salah satu postingan blog saya. Komentar ini sebenarnya sudah terkirim sebulan lalu tertanggal 2 juni 2014, namun baru saya muat di blog ini sekarang karena akhirnya saya berpikir mungkin informasi ini bisa membantu para peneliti untuk menyingkap misteri keberadaan harimau jawa di Gunung Slamet.

saya dan teman2 saya melihat langsung harimau jawa , waktu sedang mendaki gunung slamet saya dan teman2 istirahat untuk mengisi perut. kemudian teman saya yg duduk di pojok dekat pohon bambu tiba2 lari sambil teriak “ada harimau cabut wooy cabut” saya dan temen2 kaget dan penasaran , saya dan teman2 saya pun mendekati pohon bambu dan tiba2 di kejutkan dengan seekor harimau panjang 2 meter sedang melintas sekitar 10 meter dari tempat saya dan teman2 , saya dan teman2 lari sekencang tenaga bahkan sampai ada yang jatuh dan naik ke pohon . sekitar 3 menit kemudian harimau itu sudah tidak ada saya dan teman2 kemudian melanjutkan perjalanan dengan sangat hati2 . saya dan teman mengingat ini sebagai petualangan yg tidak terlupakan

Benarkah pengakuan ini?

Jika ingin tahu benar atau tidak, anda bisa bertanya langsung ke pendaki gunung yang bersangkutan melalui akun google+ yang bernama +Adjie Haryo. Siapa tahu beliau bisa menunjukkan “titik pertemuan” dengan kucing besar bermantel loreng di Gunung Slamet sehingga kamera trap bisa dipasang di area yang tepat. Saya sendiri yakin bahwa harimau jawa hari ini masih hidup di bumi pertiwi meskipun sedikit dan mereka sangat membutuhkan pertolongan, terutama mangsa.

READ  Kucing Bisa Menyerang Manusia Seperti Harimau
Hutan Gunung Slamet – Foto: By Christie Damayanti – Kompasiana

Cerita nyata harimau jawa

Pada tahun 1970 harimau loreng (harimau jawa) masih ada dan sering berpapasan dengan warga di daerah Karang Puteh, lereng Gunung Kendeng, Malang Selatan.

Harimau harimau jawa sering terlihat pada malam hari bersama anak-anaknya dan terkena sorot lampu dumptruck milik waduk sutami di area hutan tempat pengambilan batu. Bahkan pada siang hari harimau jawa sering terlihat ketika habitat mereka mulai kritis akibat dirusak untuk pembanguan waduk.

Seorang satpam penjaga gedung dinamit bawah tanah di lereng gunung kendeng pernah membawa pulang 2 ekor anak macan loreng yang masih kecil (tahun 1970). Kedua anak macan loreng yang lucu-lucu ini memasuki pos penjagaan di tengah hutan pada malam hari, lalu ditangkap dan paginya dibawa pulang ke rumah. Namun besoknya dikembalikan lagi ke hutan lereng gunung kendeng karena malamnya induknya menyusul datang ke rumah satpam tersebut yang berjarak 3km dari hutan.

Kucing besar berbulu loreng seringkali melintas di daerah sekitar selatan waduk yang dulunya merupakan hutan jati lebat. Terkadang jumlah mereka mencapai 4 ekor. Waktu itu di lereng gunung kendeng masih banyak terdapat kijang liar dan babi hutan yang menjadi mangsa mereka.

Ukuran harimau jawa adalah sedikit lebih besar dari kambing. Tubuhnya panjang dan ekornya juga panjang serta mulutnya agak moncong. Badannya berbulu loreng mirip harimau sumatera. Jika berjalan, kaki belakangnya lebih pendek dari kaki depan. Mereka tidak lari jika bertemu manusia. Harimau jawa sering memangsa ternak seperti kerbau dan sapi yang sedang digembalakan.

Setelah habitat mereka terusik pembangunan waduk sutami dan pemukiman warga, maka harimau jawa pergi ke arah timur. Diperkirakan bertahan hidup di sekitar Alas Purwo di Banyuwangi dan diyakini hingga kini masih ada meskipun sangat sedikit sekali.

Hutan Lereng Gunung Kendeng Sudah Gundul

Ciri-ciri harimau jawa menurut saksi mata jaman dulu:

1. Ukuran harimau jawa sedikit lebih besar dari kambing. Badannya panjang, ekornya juga panjang, dan mukanya agak sedikit moncong. Jika berjalan, kaki depan selalu lebih tinggi dari kaki belakang.

2. Harimau jawa tidak lari jika bertemu manusia, melainkan hanya memalingkan muka saja.

3. Harimau jawa memiliki sarang yang digunakan tidur dan mengasuh anaknya. Biasanya sarangnya di tempat-tempat yang dekat dengan air. Mereka selamanya akan tinggal di sarang yang sama selama persediaan mangsa masih ada. Setiap beberapa puluh kilometer persegi hutan, setidaknya ada satu sarang harimau jawa di dekat air.

READ  Armadillo, Trenggiling Dari Benua Amerika

4. Harimau jawa memiliki indra penciuman yang sangat tajam. Ia tidak akan menginjak tempat yang pernah dijamah oleh kaki manusia. Selain itu, harimau jawa tidak akan pernah kembali ke tempat yang pernah mereka gunakan berpapasan dengan manusia.

5. Harimau jawa ahli bersembunyi, karena mereka sangat menghindari pertemuan dengan manusia. Menurut kepercayaan jawa, harimau loreng akan kehilangan rejekinya selama 40 hari jika sampai bertemu dengan manusia.

6. Harimau jawa lebih suka daging busuk. Jika mendapat mangsa besar, maka sisanya akan dikubur ditanah selama sekitar sehari semalam, dan setelah mangsa membusuk maka akan mulai disantapnya.

Harimau Jawa (1938)

Mengapa sekarang harimau jawa sulit ditemukan?

1. Jawaban pertama adalah mungkin harimau jawa memang sudah punah.

Harimau jawa kehilangan habitat dan mangsa serta semakin terusik oleh manusia sehingga mereka mengalami stress dan akhirnya punah, meskipun masih ada sisa sedikit hutan bagi mereka.

2 Jawaban kedua adalah mungkin harimau jawa sangat sedikit sekali.

Karena harimau jawa ukurannya kecil dan tidak sebesar harimau sumatera, sehingga ia sulit ditemukan. Apalagi mereka jumlahnya sangat sedikit sekali atau mendekati punah. Namun hari ini mungkin mereka belum punah mengingat hutan belantara di jawa masih lebat untuk ukuran hewan sekecil itu.

Bahkan banteng jawa dan badak jawa yang ukurannya lebih besar dari harimau jawa masih bisa bertahan hidup di taman nasional ujung kulon, apalagi harimau jawa yang ukurannya hanya sebesar di atas kambing. Kemampuan harimau jawa bertahan hidup hanya tergantung dari persediaan mangsa di hutan jawa.

Jika peneliti berhasil memotret mereka, maka hewan ternak bisa dilepaskan sekitar habitat harimau jawa untuk menambah persediaan mangsa. Mungkin hanya itu upaya yang bisa dilakukan agar harimau jawa bisa hidup lebih lama lagi. Jika hanya memberikan perlidungan saja tanpa menambah jumlah mangsa, maka bisa dipastikan harimau jawa yang telah terpotret dengan susah payah akan punah karena kelaparan.

^^ Semoga peneliti segera menemukan harimau jawa secepatnya sebelum mereka benar-benar punah. Jangan lupa baca juga Harimau Jawa Belum Punah? Inilah Foto-Foto Asli Harimau Jawa.

Gambar Gravatar
Saya hanyalah seorang blogger biasa yang ingin berbagi pengalaman kepada pembaca melalui blog ini. Ilmu yang bermanfaat harus disampaikan kepada orang lain sebelum kita kembali padaNya. Indri Lidiawati