Halo juragan… Pagebluk merupakan istilah orang-orang jawa tempo dulu yang artinya adalah musim datangnya wabah penyakit mematikan yang melanda suatu desa atau wilayah. Ketika musim pagebluk sedang melanda suatu desa, maka akan ditandai dengan kematian warga setempat yang terjadi hampir setiap hari susul menyusul.
Biasanya pada malam harinya warga sering melihat keranda mayat berjalan sendiri yang diiringi bunyi sholawat suara tanpa rupa serta bau minyak wangi orang mati. Keranda mayat itu akan mendatangi rumah calon korban di tengah malam.
Masyarakat jawa kuno mempercayai bahwa pagebluk ini akibat ulah “betoro kolo” atau dewa maut jahat. Dia menebarkan penyakit ke manusia yang berakibat kematian masal secara berkelanjutan. Pagebluk ini bisa dicegah dengan cara melakukan ritual selamatan “tulak balak” yang artinya menolak sengkala atau penyakit. Atau bisa juga di cegah dengan cara “melekan” alias tidak tidur sebelum lewat tengah malam.
Biasanya keranda mayat akan muncul di tengah malam dan mendatangi rumah orang-orang yang menjadi sasaran korbannya. Beberapa hari berikutnya maka salah satu penghuni rumah tersebut akan jatuh sakit dan kemudian meninggal dunia.
Setelah itu keranda mayat akan mendatangi rumah-rumah lainnya untuk mencari korban berikutnya hingga akhirnya banyak warga yang sakit dan berujung kematian.
Kepercayaan masyarakat jawa kuno tentang adanya hantu pagebluk ini mirip dengan kepercayaan masyarakat filipina yang bernama Kumakatok. Kumakatok adalah hantu penjemput ajal yang berwujud seorang wanita cantik beserta dua orang pria pengawalnya yang berada di kiri dan kanan. Mereka akan mendatangi rumah-rumah calon korban pada tengah malam dengan mengetuk pintu 3 kali, “tok tok tok”, pertanda anggota keluarga tersebut akan ada yang mati beberapa hari kemudian. Silakan baca juga Kumakatok, Trio Hantu Maut Penjemput Ajal.
Konon hantu pagebluk bisa dicegah dengan cara melek hingga lewat tengah malam. Hantu pagebluk berwujud keranda mayat berjalan sendiri akan mengelilingi desa setiap tengah malam untuk menambah korban. Biasanya selalu diawali dengan suara sholawat seperti orang-orang yang mengantarkan jenazah ke kubur disertai bau harum minyak srimpi, dan selanjutnya keranda mayat berjalan tanpa diusung manusia tersebut akan berjalan melintas.
Jika keranda mayat tersebut hendak mampir ke rumah orang yang sedang melek, maka orang tersebut bisa mengucapkan salam dan melarang keranda mayat masuk ke halaman rumahnya. Sehingga hantu pagebluk akan membatalkan kunjungannya ke rumah tersebut dan akan mencari rumah lain yang penghuninya sudah tertidur sebelum tengah malam.
Pada saat sekarang kepercayaan ini sudah hilang, kecuali hanya di beberapa pedesaan tertentu saja di jawa. Biasanya orang-orang jawa modern menganggap wabah penyakit yang mengakibatkan kematian masal dianggap hal biasa, seperti wabah demam berdarah, wabah malaria, dan wabah kematian lainnya.
Namun bagi orang-orang jawa kuno, penyakit-penyakit seperti itu dipercaya ada yang membawa dan mereka memiliki wujud yang bisa dilihat dengan mata batin. Orang-orang jawa kuno lebih suka melakukan tindakan preventif dengan cara melarang si pembawa penyakit masuk ke desa untuk menghindari kematian masal yang akan menimpa warga desa.
Jangan lupa baca juga Kisah Mistis Seorang Pemuda Memiliki Kekasih Peri Cantik.