Assalamualaikum wr. wb… Pada tanggal 14 Oktober 2015 dalam kalender Hijriyah kita telah memasuki bulan Muharram, itu berarti kita, umat muslim merayakan tahun baru islam 1437 Hijriyah. Sejenak kita menengok ke belakang untuk melakukan evaluasi dan instrospeksi diri, terutama untuk mengukur seberapa jauhkah ketaatan yang telah kita persembahkan sebagai seorang hamba selama masa 1 tahun berlalu.
Apakah kebaikan yang kita lakukan lebih banyak dari keburukan/kemaksiatan, atau justru sebaliknya. Dengan melakukan evaluasi dan instrospeksi, kita akan tahu, apakah kita masuk dalam kategori umat yang beruntung atau merugi, buntung dan celaka. Setelah itu kita melakukan pertaubatan, kita tinggalkan keburukan dan kesalahan, kita bangkit untuk memperbaiki diri untuk melakukan aktivitas yang berdimensi ibadah, baik itu ibadah ritual maupun ibadah sosial.
Selanjutnya mari kita susun langkah setrategis untuk meraih masa depan, menapaki tahun yang baru ini dengan lebih baik, tentunya dalam naungan Tuhan Yang Maha Esa.
Berbicara tentang “menapaki tahun baru dengan lebih baik”, ada beberapa hal yang menurut saya sangat penting untuk kita jadikan pegangan dalam menapaki kehidupan, menapaki lembaran tahun yang baru dimana tantangan dan cobaan yang semakin banyak diantaranya;
- Yang pertama teguhkan komitmen keimanan dan memaknai kehidupan ini dengan penuh nuansa ibadah. “Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: Tuhan kami ialah Allah, kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan; janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih, dan bergembiralah dengan surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu.” (QS. Fushshilat:30). Apapun yang kita lakukan, niatkan dalam hati sebagai bentuk ibadah. Menjadi publisher kalau di niatkan untuk berbagi ilmu, berbagi pengalaman yang bermanfaat dan dapat memberikan informasi yang bisa membantu orang banyak, insya allah itu bernilai ibadah dan akan mendapat balasan berupa pahala dari Allah. apalagi sekarang banyak orang yang menjadikan Adsense sebagai sumber penghasilan untuk menafkahi dirinya dan keluarga. Yang seperti itu menurut saya juga bernilai ibadah.
- Yang kedua adalah bekerja dan berusaha dengan baik. Islam memerintahkan kepada kita, kepada pemeluknya agar bekerja dan bekerja, selalu berusaha agar apa yang dicita-citakan dapat tercapai. Kita semua sadar, tidak ada satupun sesuatu di dunia ini yang diperoleh dengan tanpa melalui proses bekerja dan usaha. Kita ambil contoh nyata seperti forum ini. Kita tahu bagaimana seorang Indri Lidiawati memulai “juragancipir-nya” sampai berada di titik yang sekarang. Apakah kesemuanya itu dapat dicapai tanpa kerja keras dan usaha sungguh-sungguh? Tentu saja tidak!! Junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW pernah bersabda; “Bekerjalah untuk kehidupan kamu di dunia, seakan-akan kamu akan hidup selamanya, dan beramallah untuk akhiratmu, seakan kamu akan mati esok” Simak juga ayat dalam al quran yang artinya “Dan katakanlah; Bekerjalah kamu maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu… (QS. At Taubah:105). Allah akan memberikan kehidupan yang lebih baik kepada hambanya yang mau beramal dan berusaha dengan sungguh-sungguh. Apapun cita-cita kita, ingin sukses di Adsense? tidak ada jalan lain selain berusaha dengan sungguh-sungguh, niscaya tuhan kita akan mengabulkan.
- Ketiga, memandang kedepan dengan percaya diri dan penuh optimisme tanpa mengenal putus asa dengan penuh harapan akan rahmat dan kbaikan dari Allah. Kenapa demikian? Karena Islam melarang penganutnya untuk berputus asa. Saya ambil contoh si empunya juragancipir lagi, bagaimana jika dulu mba Indri berputus asa dengan usahanya untuk membangun sebuah blog dan menjadi publisher? tentunya pencapaian seperti yang sekarang ini tidak akan pernah terwujud.
- Keempat adalah berdoa. Ya.. berdoa,,, setelah usaha secara lahiriah kita lakukan dengan maksimal, usaha batiniahpun tidak boleh kita tinggalkan agar apa yang kita usahakan dan cita-citakan dapat segera tercapai dengan baik. Semua yang ada di dunia ini adalah milik Allah, jangan sampai kita melupakan-Nya dan jangan samapi kita di “cap” sebagai hambanya yang sombong karena tidak mau meminta, memohon dan memanjatkan doa kepada-Nya.
- Yang kelima adalah tawakal. dan bersabar. Usaha yang kita lakukan dalam melakukan sesuatu kebaikan haruslah kita sertai dengan sikap tawakal kepada Allah. Kenyataan yang kadang tidak sesuai dengan harapan, bisa jadi masih ada kesalahan dalam diri kita atau kesalahan dalam usaha yang kita lakukan, lakukanlah perenungan bahwa semua yang terjadi tidak akan pernah bisa lepas dari yang namanya Takdir. Mudah-mudahan dengan begitu Allah akan memberikan kecukupan bagi kita semua. Amiiinn…
Semoga apa yang saya tuliskan (walaupun bahasanya acakadul) dapat bermanfaat sehingga kita semua khususnya yang ada di forum ini dapat melalui lembaran tahun baru ini dengan lebih baik serta mencapai peningkatan kehidupan pada tataran lebih baik juga dalam lindungan Allah swt. Tuhan Yang Maha esa.. Amiiinnn…!!!
Makasih banyak atas sambutannya untuk tahun baru islam mas Imron, semoga kita bisa menyambutnya dengan penuh kekhusyukan dalam ibadah kita sehari2, amin 🙂
orang jawa zaman dulu biasanya di bulan suro seperti ini banyak yg cari ilmu kanuragan, tapi bagi para blogger seperti kita sebaiknya bulan suro cari ilmu bagaimana cara mencari uang di dunia maya aja hehe 😀
Sambil meningkatkan berdoa agar rejeki semakin lancar, amin 🙂
sama-sama mba Indri.. mudah-mudahan kita bisa menapaki tahun (hijriyah) yang baru dengan lebih baik, lebih baik dalam segala hal… salam sukses juragan…
Selamat tahun baru Hijriyah semoga tahun ini menjadi tahun yang penuh keberkahan dn kesehatan serta kesuksesan bagi juragancipir, dan kita semua.
salam sehat dan ceria selalu ya kak
makasih mang, selamat tahun baru hijriyah juga semoga kita semua makin lancar aja rejekinya, amin. btw lama gak muncul pasti sibuk ngitungin duit nih mamang hehe 🙂 salam sukses aja…
AAAmiiiin, Ayook pada nyliwer Mas, Mba. Ini didekat rumah ada padepokan persilatan, lagi pada berdoa mohon keselamatan.
Semoga kita bertambah taqwa.