Spesies ini pernah dianggap memiliki keturunan pantherine atau “kucing besar” karena warnanya yang mirip macan tutul dan suka memanjat pohon. Analisa genetik telah menunjukkan bahwa kucing marmer berkaitan erat dengan kucing emas asia (asia golden cat) dan kucing teluk (bay cat), yang menyimpang sekitar 9,4 juta tahun yang lalu.
Sejak tahun 2002 telah terdaftar oleh IUCN sebagai satwa rentan dengan kepunahan. Populasi efektif diduga kurang dari 10.000 individu dewasa karena penyusutan habitat hutan mereka.
Dalam penangkaran, kucing marmer mampu hidup selama 12 tahun. Habitat utama hutan hujan tropis, juga dilaporkan di hutan gugur hijau campuran dan hutan sekunder.
Setelah usia kehamilan 81 hari mereka menghasilkan 1- 4 anak dengan berat masing-masing sekitar 3,5 – 4 ons pada saat lahir. Telinga mereka terungkap dari kepala setelah 5 hari dan mata mereka terbuka setelah 14 hari. Binatang ini mencapai kematangan pada usia sekitar 21 bulan.
Kucing marmer hampir menyamai ukuran kucing peliharaan, merupakan salah satu yang terkecil dari kucing besar. Ekor sepanjang 45cm digunakan sebagai alat untuk menjaga keseimbangan ketika berburu. Mangsa hewan predator ini terdiri dari tupai, reptil dan burung.