Manusia akan diuji oleh omongannya sendiri. Kemarin lalu saya bikin status (di Facebook) mengajak kawan se-fesbuk untuk damai dan meninggalkan hal-hal atau berita yang bikin panas hati, Yang bisa menyebabkan puasa kita terkotori.
Tapi ga pake lama, Sejak hari itu pula, Seperti tidak pernah sebelumnya, Berseliweran di beranda saya. Bombardir berita dari seluruh penjuru dunia yang bikin pusing pala Barbie, Dan hati Ken terbakar. Mulai berita sebuah masjid pada gang sempit di satu kampung di Jakarta, Sampai kabar buruk tentang ISIS yang makin merajalela dan membunuh sekira 40 mujahidin hanya dalam sehari dan hanya dari sebuah desa saja !
Udah panas betul tangan ini ingin melampiaskan kemarahan, Mengarang kata yang sekira bisa meredakan emosi, yang mungkin bisa memancing pembaca memberi simpati senasib, sepenanggungan, se-perasaan.
Tapi saya tahan, Saya tahan terus sebisa-bisa. Selain kuatir pahala puasa makin minus, Juga sebab teringat betapa Allah akan menguji lisan hamba-Nya.
Ketika dia mengaku beriman, Pengakuannya itu tertolak di sisi Allah sampai datang ujian yang membuktikan atau malah membantah pengakuannya.
“Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan mengatakan ‘Kami telah beriman, sedang mereka belum diuji ?”
Al-Ankabut : 2
Demikian pula ketika dia mengajak orang lain pada satu kebaikan, Allah akan adakan satu kejadian yang menuntut dia berbuat kebaikan sebagaimana pernah diserukannya itu. Agar jelas apakah ia termasuk golongan yang benar-benar menyeru dan berbuat kebaikan, Atau hanya sekedar tukang ngecap manis di bibir saja, Yang menjadikannya termasuk orang dimaksud ayat ini.
“Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan”
As-Shaff : 3
Maka benarlah petuah para ulama :
“Kalau kamu lihat seorang penyair memukau mu dengan keindahan kata, Jangan terlena dengannya dan mengikutinya sampai kamu lihat keindahan amalannya”
Semoga artikel ini bisa menjadi pelajaran buat Kita semua.