Lucunya Saran Tentang Menulis Artikel Dalam Bahasa Inggris

Selamat Siang Para Juragan!

Ini bukanlah sebuah artikel. Tulisan ini hanyalah sebuah sharing dan pandangan dari seorang blogger pemula yang baru menikmati menyenangkannya menjadi seorang blogger.

Tulisan ini akan dimulai dengan sebuah saran yang biasa diberikan oleh para blogger senior kepada yang masih berstatus newbie.

“… Masukkan saja tulisan ke Google Translate. Tidak akan lama prosesnya dan terjemahan akan keluar.

Memang sih hasilnya akan terlihat kurang akurat dan agak aneh.

Oleh karena itu lakukanlah koreksi grammar dan lainnya. Maka jadilah sebuah artikel berbahasa Inggris dan selebihnya publish di blog…..”

Intinya seperti itu saran dari kebanyakan blogger kepada blogger lain agar bisa menampilkan artikel dalam bahasa Inggris di Blog-nya.

Saran ini sudah saya baca berulangkali di berbagai blog mengenai cara blogging. Hampir semuanya menyarankan hal yang sama.

Maksudnya baik, tetapi terus terang bagi saya, justru saran tersebut “Lucu”.

Lucunya?

Pernahkah kita bertanya mengapa kita menggunakan fasilitas terjemahan dari Google ini?

Ya. Betul. Tujuannya sederhana.

Agar kita bisa memahami tulisan berbahasa asing yang tidak kita mengerti dalam bahasa kita sendiri.

Paling tidak kita bisa menangkap inti dari sebuah tulisan meskipun tidak sempurna. Lagi-lagi karena kita “TIDAK BISA” atau “TIDAK MENGUASAI” bahasa asing tersebut.

Untuk itu kita menyadari, bahwa Google Translate memiliki kekurangan. Terjemahannya berbasis kata per kata. Hasil terjemahan Google Translate akan selalu terasa aneh (bagi yang mengerti).

Nah, sekarang bayangkan saja. Seorang yang tidak menguasai bahasa asing, bahasa Inggris dalam hal ini, harus mengoreksi dan membetulkan sebuah karya Google Translate dalam bahasa YANG TIDAK DIA MENGERTI/KUASAI.

Bisakah hal tersebut terjadi?

Saran tersebut sama saja seperti menyuruh seorang yang tidak bisa melihat, buta untuk menjadi editor bagi sebuah artikel yang bukan dalam huruf Braille.

Tidak akan pernah ada koreksi, tidak akan ada yang diperbaiki. Semua akan dianggap benar. Lha ya, yang mengoreksi tidak menguasainya, lalu apa yang dikoreksi?

Bisa saja ada bantahan tentang hal ini.

Mungkin si blogger terlalu pemalas. Ia bisa berbahasa Inggris tapi terlalu malas membuat terjemahannya dan mau enaknya sendiri.

Terdengar logis, tetapi sebenarnya tidak.

Seorang yang menguasai skill berbahasa Inggris tentu akan “gatal” melihat hasil terjemahan karya Google . Ia akan terdorong mengoreksinya satu demi satu.

Pekerjaan mengoreksi akan memakan waktu lama. Bahkan bisa lebih lama dari menulis sebuah artikel baru.

Alasannya, karena bukan hanya kata-kata dan tata bahasa saja yang harus dikoreksi. Hasil terjemahan Google Transalate sering kali tidak mengandung nuansa dan maksud yang ingin disampaikan. Belum termasuk gaya bahasa yang sangat tidak luwes sesuai gaya si blogger.

Apakah hal tersebut akan dibiarkan oleh seorang blogger, yang bisa berbahasa Inggris tetapi teramat sangat malas (kalau malas kenapa jadi blogger yah?)?

Jawabnya tidak.

Tidak semudah itu seorang blogger akan melepas gaya menulisnya.

Gaya menulis adalah jiwanya seorang blogger. Apakah akan dijual semudah itu dan membiarkan Google Translate melakukan untuknya?

Silakan Anda jawab sendiri.

Nah, inti dari sharing ini adalah kalau Anda ingin memberi saran tentang menulis artikel dalam bahasa Inggris, mulailah dari memberikan saran yang paling dasar.

Apa itu sarannya? Belajar Bahasa Inggris!

Jangan ajarkan seorang buta untuk memakai program windows dan kemudian memberi harapan bahwa “Sim Salabim”, Anda akan bisa membaca setelah melakukannya.

Itulah mengapa Mbak Indri selalu bilang. Pergunakan Google Translate sebagai kamus saja.

Kira-kira demikian saja sharing dari saya.

Terima kasih khusus untuk Mbak Indri untuk sudah menerima sharing ini.

Posting pada Tak Berkategori