KISS! – Keep It Simple Stupid!
Entah mengapa, saya seperti mendapat bisikan ajaib yang gaib untuk kembali menulis, yang dimana daripadanya mungkin pemilik blog yang cetar badai membahana ini kemungkinan merindukan saya dalam mimpi malamnya saat terlelap tidur nyenyak sekali. Maklum sudah sebelas bulan ini saya belum nulis lagi dimari 😛
Upppps!
Model kalimat seperti diatas adalah contoh kalimat lebay melambay yang tidak boleh dicontoh.
Saat tergoda untuk menulis kalimat panjang, bayangkan Mbak Indri menepuk pundak anda sambil teriak, “KISS!”
Jangan Ge-Er dulu deh. Dia bukan minta cium karena sebelum rasa terkejut itu raib, dia menerangkan arti ucapannya, “Keep It Simple Stupid!”
Sekarang saya teringat sosok yang biasa menulis seperti itu. Bukan orang lain, tapi saya sendiri. Dulu sering banget tergoda untuk menulis kalimat panjang sekedar pamer diksi. Serasa aksi dan seksi demi gengsi walau bikin pembaca sensi.
Yang sebenarnya terjadi, justru pembaca tersesat di tengah rimba kata-kata, kemudian memilih untuk meninggalkan blog. Pohon lada melambai-lambai, alias dadah-dadah goodbye menekan tombol exit.
Kondisi lebih parah bisa terjadi saat penulis terkena ‘Curse of Knowledge’. Membongkar isi kepala dan memamerkannya pada pembaca. menggunakan jargon dan istilah tekhnis diluar jangkauan pembaca. Kondisi yang lebih mirip bocah lima tahun memamerkan robot terbaru miliknya pada teman mainnya.
Kemampuan menulis kalimat lugas, efektif, dan aktif sangat dibutuhkan sekarang. Terlebih buat anda yang lebih sering menulis artikel dibanding cerita fiksi.
Keterbatasan waktu dan menjamurnya media online, membuat pembaca lebih menikmati bacaan lewat layar gadget.
Kondisi ini menuntut penulis untuk terus belajar menyampaikan idenya dengan bahasa yang sederhana dan lugas. Disusun dalam kalimat dan paragraf yang lebih pendek.
Supaya anda – pembaca, tidak tersesat menangkap maksud tulisan ini, monggo diperiksa contoh berikut. Sebuah kalimat panjang bisa dipotong jadi kalimat pendek yang lugas dan mudah dimengerti.
VERSI AWAL
“Satu hal yang bisa kita lakukan untuk diri sendiri dalam rangka meningkatkan kemampuan menulis adalah mempelajari bagaimana caranya membuang kata-kata yang tidak perlu dalam sebuah kalimat panjang.”
Buat yang punya penyakit asma mungkin bisa tersengal dan tercekik membaca kalimat diatas 😆
Sekarang siapkan pisau, talenan, garam, dan merica secukupnya. Kita akan memutilasi kalimat tersebut menjadi lebih pendek dan lebih sedap. 😛
VERSI REVISI
“Untuk meningkatkan kemampuan menulis, buanglah kata yang tidak perlu.”
Simple bukan? gampang buat penulis, mudah juga buat pembaca mencerna maksudnya.
Gak salah juga sih, jika anda memilih kalimat dan paragraf panjang, terutama dalam penulisan fiksi. Tapi, pastikan pembaca mampu menangkap ide yang disampaikan.
Ibarat musik. Gabungan kalimat panjang dan pendek dalam satu paragraf, pun variasi panjang paragraf bisa membuat bacaan lebih berirama.
Saya tidak lagi berani mengucapkan, “Keep it simple, Stupid!” karena takut anda tersinggung, sebagai gantinya, ayooooo … nyanyi potong bebek angsa. Biar semangat dan tidak ragu untuk memotong dan membuat kalimat yang tidak efektif saat melakukan editing.
Happy writing, dear blogger!
Baca juga:
Related Posts
-
Mata Jadi Minus dan Kabur Gara-Gara Jadi Blogger
12 Komentar | Agu 17, 2015 -
Cara Membuat Artikel Tidak Berkualitas Menjadi Berkualitas
39 Komentar | Okt 18, 2013 -
Pengalaman Membuat Blog Baru Khusus Untuk Cari Uang Online
44 Komentar | Jun 2, 2016 -
Macam-Macam Platform Blogging Harus Anda Tahu
6 Komentar | Des 21, 2014
About The Author
Boerhan Ibrahim
Add a Comment
Batalkan balasan
This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.
betul banget om, setuju.
dulu pas SD di ajarin bahwa paragrap yg bagus minimal terdiri dari 5 kalimat. tp bagi saya lebih nyaman baca paragrap2 pendek. seperti pd artikel ini, 2-3 kalimat.
Yupppp, kesederhaan, termasuk dalam menulis adalah hal yang sering kita lupakan. Saya sering belajar dari lirik lagu anak-anak untuk menulis kalimat pendek yang sederhana dan mudah dimengerti pembaca.