Kelebihan Digital Print Dibandingkan Percetakan Konvensional

Hampir satu minggu yang lalu saya mempublish artikel mengenai “Teknik Mencampur Warna Tidak Terlalu Sulit Dipelajari”. Saya akan memberikan dua buah hint di paragraf awal artikel saya ini (yang notabene bidangnya satu arah yaitu percetakan). Begini, buku panduan pantone yang pernah saya bahas sebelumnya memiliki sistem gradasi warna yang dibuat berdasarkan metode. Metode itu adalah perbandingan angka untuk ukuran yang digunakan mencampur warna.

digital-printing

Jika teman-teman ingin mencari warna yang tidak ada di buku panduan pantone, teman-teman harus merubah perbandingan deret angka perbandingannya untuk menghasilkan warna yang berbeda. Tips satu lagi, untuk sistem percetakan offset ada yang disebut sebagai tinta khusus (kalau di bidang pewarnaan lain seperti pengecatan mobil/motor/dinding saya sejujurnya tidak mengetahuinya dengan pasti).

Nah, tinta khusus inilah yang akan membantu anda menemukan warna-warna yang tidak ada di dalam buku panduan pantone.

OK, saya akan kembali ke topik utama saya kali ini. Masih dalam bidang percetakan juga. Teman-teman semuanya pasti sudah mengetahui bahwa sekarang banyak orang yang mencetak dengan menggunakan jasa perusahaan digital print. Saya sendiri sewaktu masih bersekolah di salah satu STM Grafika di kawasan Jakarta pernah mendapatkan ujaran dari salah satu guru bahwa di masa depan digital print akan lebih diminati pasar.

Terbukti benar. Cuma jikalau teman-teman sekalian adalah seorang “teknisi murni” (terkadang teknisi dan seniman itu beda-beda tipis cara berpikirnya), sistem digital print tidak akan terlalu menarik untuk teman-teman dari sisi operasional. Warna bisa dicampur dengan mudahnya. Tidak perlu repot-repot untuk melakukan apa yang saya sebut sebagai metode trial-error untuk mendapatkan warna tersier.

Apa yang menjadi kelebihan sistem digital print?

Digital print memiliki kelebihan karena bisa menerima order dalam jumlah yang sedikit. Teman-teman bahkan bisa hanya memesan satu pcs cetak saja (misalnya untuk spanduk, roll x banner, x banner dan alat promosi lainnya seperti signage) bahkan buku juga bisa dicetak di digital print. Berbeda halnya dengan percetakan konvensional (khususnya cetak offset) dimana anda harus melakukan order yang sangat banyak.

Ketika saya bekerja sebagai Quality Control di sebuah percetakan kecil di kawasan Jakarta Pusat, salah satu pabrikan susu internasional terbesar di Indonesia memberikan kami order tetap tiap tahunnya untuk mencetak label susu kaleng sebanyak 8-12 juta pcs. 8 juta pcs itu kami bagi pengirimannya dalam beberapa periode waktu, proses pengerjaannya juga sama dibagi dalam beberapa periode waktu karena kami harus mengerjakan order yang lain.

Hal ini wajar sekali dilakukan percetakan konvensional. Karena perusahaan harus membayar hutang biaya pembelian mesin cetak offset yang kalau dinilaikan sama seperti harga 14 mobil Mercedez Benz S Class.

Beda dengan mesin digital print, mesin digital print bisa dibilang harganya lebih murah sehingga mesin ini bisa menerima order dalam jumlah yang sedikit.

Kenapa saya memakai perbandingan ini?

Saya ingat dulu waktu mendapatkan ilmu kalkulasi dari guru saya di sekolah SMK, dia mengatakan bahwa semakin mahal sebuah mesin, semakin harus digenjot produksinya. ROI (Return on Investment) sudah pasti jadi alasan utama.

Apa lagi yang menjadi kelebihan lain digital print?

Pengoperasiannya lebih mudah. Sistemnya sudah digital, penyetelan register cetak lebih mudah dilakukan. Mesin cetak offset (konvensional) saat ini pun sudah ada yang bersistem digital tapi biasanya para operator dan assistennya tidak mau bermanja-manja dengan teknologi.

Dari mana saya tau?

Saya juga pernah jadi asisten operator mesin cetak offset sebelumnya (saya waktu itu pegang dua mesin Heidelberg Speedmaster dari Jerman dan Komori dari Jepang). Hal ini dikarenakan sistem digital memiliki kelemahan dalam soal presisi. Hal satu ini harus digarisbawahi, presisi.

Kami seringkali melakukan penyetelan pelat cetak dengan metode konvensional untuk mendapatkan tingkat akurasi yang tinggi. Saya tidak akan membahas pembahasan register cetak sampai terlalu teknis karena sulit menemukan kosa kata yang pas.

Tapi yang pasti jika anda sudah melakukan penyetelan warna secara sempurna tapi register cetaknya tidak sempurna. Warna hasil cetak akan menjadi aneh. Hal ini akan saya bahas dalam kesempatan lain ya. Di dalam sistem digital print, cetakan besar seperti spanduk sudah bisa dilakukan beberapa jam saja (karena bisa ditunggu).

Lalu, dari segi konsistensi hasil cetak, digital print juga bisa dibilang lebih memadai karena warna sudah bisa disetting dengan otomatis. Berbeda misalnya dengan cetak offset yang walaupun operatornya sering melakukan pengontrolan yang cukup ketat kemungkinan untuk adanya warna yang tidak stabil bisa terjadi karena banyak faktor.

Nah, kalau ada teman-teman yang ingin mencari perusahaan digital print Jakarta, silahkan klik link tautan yang tersedia. Mudah-mudahan informasi ini bermanfaat dan menambah wawasan anda. Terima kasih. Jangan lupa lihat juga Jenis-Jenis Mesin Jahit Yang Perlu Anda Ketahui.

Posting pada Tak Berkategori