Di kisahkan, di suatu desa di tepi hutan ada seorang pedagang yang pergi ke pasar pada dini hari menjelang pagi dengan membawa keranjang di punggungnya. Pedagang tersebut berjalan kaki melintas di jalanan sepi yang mana disitu terdapat sebuah pohon kelapa.
Ketika ia berada di dekat pohon kelapa, tiba-tiba ada salah satu buah kelapa yang jatuh dari pohon lalu menggelundung di depan pedagang tersebut. Pedagang menganggap bahwa buah kelapa ini adalah rejeki yang jatuh dari pohon, lantas ia mengambilnya dan dimasukkannya ke dalam keranjang yang ia gendong di punggungnya.
Selang beberapa menit ia melangkah, tiba-tiba di dalam keranjangnya ada suara manusia yang berbicara, “enak encho enak encho enak encho” (enak encho artinya: betapa enaknya saya digendong).
Maka pedagang tersebut langsung memeriksa di dalam keranjang untuk melihat apa yang terjadi. Setelah keranjang di buka, ternyata buah kelapa tadi berubah menjadi kepala manusia yang meringis dengan mata melotot serta berlumuran darah.
Oleh karena itulah hantu ini disebut hantu glundung pringis, karena ia telah menggelundung kletika jatuh dari atas pohon dan lalu meringis di dalam keranjang milik seorang pedagang. Namun hantu glundung pringis ini sudah tidak/jarang diceritakan oleh orang lagi, mungkin ia sudah punah.
Jangan lupa simak juga Mengenal Hantu Gendruwes Penunggu Hutan Angker.