Anton

Balasan Forum telah dibuat

Melihat 30 tulisan - 31 sampai 60 (dari total 95)
  • Penulis
    Tulisan-tulisan
  • atas balasan kepada: Blog Berbahasa Inggris #24550
    Gambar GravatarAnton
    Moderator

    Tidak tahu om.. saya lebih suka tidak mentranslate langsung, tetapi membuat tulisan baru dalam bahasa Inggris. Jadi tulisan dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, walau sama topiknya, berbeda isinya..:D

    atas balasan kepada: Mohon bimbingannya tentang blog saya #24542
    Gambar GravatarAnton
    Moderator

    Boleh ikutan urun saran ya. Kebetulan tema yang diusung oleh blog saya sejenis banget dengan yang mas Bob buat, yaitu tentang kota dimana saya tinggal, yaitu Bogor. Blog saya namanya Lovely Bogor.

    Mengenai tehnis untuk adsense, Mbak Indri sudah lebih berpengalaman dalam hal ini.

    Saya ingin urun saran saja tentang

    1. Foto : memang hanya blog, tetapi kebanyakan foto justru tidak fokus pada keindahan obyek wisatanya. Fokusnya jadi cenderung ke personal, orangnya. Karena saya juga menggeluti fotografi, jadi justru kesan yang tertangkap persis kata Mas Lilih, terlalu banyak foto orangnya.

    Pengambilan sudut foto dan juga pencahayaannya bisa lebih diperbaiki karena dengan menampilkan foto yang bagus, orang bisa tertarik.

    2. Penataan foto dalam artikel bisa lebih diperbaiki. Jangan terlalu sering memajang foto berderet-deret sekaligus kalau tidak terlalu perlu. Kalau bisa setelah 1 foto, berikan sedikit tulisan, sehingga pembaca tidak sekedar hanya melihat-lihat. Foto yang berjejer kadang justru hanya terlewat begitu saja kalau dideretkan, tetapi kalau ada tulisan diantaranya, mau tidak mau mereka akan melihats edikit lebih lama.

    3. Pemasangan ukuran foto : jangan serba nanggung. Saya mengalami kesalahan yang sama karena ingin menghemat bandwidth juga agar loading blog cepat, foto diperkecil. Ternyata, ketika foto dibuat menjadi full frame, alias selebar artikel, kesannya lebih enak dipandang mata dan memberikan kesan yang lebih dalam.

    Foto bagi blog bersifat travel atau wisata, adalah kunci. Bukan sekedar pemanis. Dengan foto, pengunjung bisa betah. Jadi usahakan lebih diperdalam tehnik mengambil fotonya.

    Itu saja mas Bob masukan dari saya. Maaf kalau kurang berkenan

    atas balasan kepada: Mohon Bimbingannya #23763
    Gambar GravatarAnton
    Moderator

    Yah, mau ga mau harus belajar. Sambil menulis tetap kita harus belajar memperbaiki kemampuan berbahasa Inggris kita. Mulai lagi dari belajar bagaimana membuat kalimat dalam bahasa Inggris, seperti tenses dan lain sebagainya.

    Kalau saran saya spt ini

    1. Kalau menulis bahasa Inggris, usahakan satu kalimat jangan lebih dari 12 kata.
    2. Sambil belajar tenses dan grammar, coba lihat dan bandingkan kalimat yang dibuat dengan pola tenses atau grammar di buku pelajaran.
    3. Coba kunjungi beberapa blog Indonesia yang menggunakan bahasa Inggris, cukup banyak kok. Contoh lihat blognya Diana Rikasari, Hot Chocolate & Mint (silakan google yah). Tulisan-tulisannya sederhana dalam bahasa Inggris.Sambil baca, sambil lihat bagaimana dia menulis dalam bahasa Inggris.
    4. Jangan menterjemahkan bahasa Indonesia ke Bahasa Inggris secara langsung karena tata bahasa Indonesia banyak menggunakan anak kalimat. Kalau ini dipakai maka biasanya kalimat bahasa Inggrisnya akan panjang dan susah dimengerti.

    Masih banyak sih, dan yang jelas, itu akan butuh waktu. Jangan berharap cepat dan instan ya.. Tidak ada jalan pintas untuk belajar bahasa.

    Saran terakhir saya, justru kalau menulis dalam bahasa Indonesia, akan sangat menarik tuh tentang anjing. Berbeda dengan kebanyakan blog Indonesia yang sangat menggemari blog tutorial. Justru kesempatan untuk menonjolkan diri di bidang itu di saat yang lain belum berminat. Kalau tentang anjing dalam bahasa Inggris, yang saya tahu sudah banyak dibuat oleh blogger luar negeri. Jadi tulis saja dalam bahasa Indonesia, sambil belajar bahasa Inggris.

    Mudah-mudahan bisa membantu

    Gambar GravatarAnton
    Moderator

    Ga ngaruh mbak Indri.. Saya menyikapinya biasa saja. Kebetulan karena dapur tidak tergantung sama penghasilan blog, jadi hampir tidak ada pengaruh.

    Nulis jalan terus. Nyari bahan dan keliling jalan terus.

    Khawatir? Ga lah. Dibawa enjoy saja.

    Semakin bicara soal hal-hal berbau adsense dst, seperti menebarkan aura negatif kesana-sini. Dibawa enjoy saja mbak. Lagipula saya sudah prediksi dari awal bahwa perjalanan jadi publisher adsense akan keras. Tidak beda dengan mendirikan bisnis sendiri.

    Jadi, tidak merasa perlu menyikapi dengan terlalu memusingkan penurunan seperti ini. Bagian dari kehidupan.

    Gambar GravatarAnton
    Moderator

    Semoga membaik ya mbak..

    Hanya saya punya pengalaman yang agak berbeda. Earing adsense saya, yang tidak seberapa banyak justru menunjukkan sedikit peningkatan dari bulan sebelumnya. Tidak banyak tetapi grafiknya terlihat perlahan meningkat. Masalah klik sendiri cukup stabil dengan rasio di atas 0.87% -1.5%, masih batas normal. Tidak ada penurunan drastis.

    CPC sendiri tidak terlalu anjlok masih rata-rata di atas $0.06-0.07 per klik. Tidak pernah sampai $0.01-0.02. Kadang dapetklik kejutan seperti yang mbak Indri rasakan.

    In any case, saya rasa tetap saja kita harus optimis. Terus menulis. Hidup bukan hanya hari ini. Ekonomi Indonesia saya pikir akan terus berkembang, juga perdagangan di dunia maya, saya prediksi akan meningkat setiap tahunnya di Indonesia. Jadi,mungkin kita hanya harus berpikir jangka panjang, dan bukan tentang hari ini atau besok saja

    Gaya hidup online akan terus meningkat dan rasanya di masa depan manusia akan semakin tergantung pada internet. Perdagangan dan bisnis online sudah pasti akan terus meningkat walau saat ini terlihat sangat lesu.

    Jadi tetap semangat ya mbak

    atas balasan kepada: Mohon Bimbingannya #23754
    Gambar GravatarAnton
    Moderator

    Jumijums…

    Ga tau apa adsense akan terima atau tidak. Hanya dengan bahasa Inggris seperti itu, blog-nya akan sulit dapat pengunjung dan kalaupun ada, mereka kemungkinan tidak akan betah.

    Maaf kalau blak-blakan tetapi bahasa Inggrisnya sangat memusingkan. Apa yang ingin disampaikan tidak bisa tertangkap dengan baik. Banyak sekali kesalahan grammar dan pemakaian kata.

    Jadi saran saya, lebib baik perbaiki dulu bahasanya karena percuma walau ada adsense tetapi pengunjung kesulitan membacanya.

    Gambar GravatarAnton
    Moderator

    Boleh tanya, apakah blognya mas sudah menerima trafik organik?

    Gambar GravatarAnton
    Moderator

    Kalau boleh urun saran, saya pikir benar sekali apa yang dikatakan Mbak indri. Tambah artikel.

    Blog saya, sebelum didaftarkan ke Adsense sudah memiliki 140 artikel dengan jumlah kata per artikel rata-rata 300-1000 kata.

    Pada saat didaftarkan, akhirnya hanya perlu menunggu 3 hari saja untuk kemudian fully approved (memakai TLD)

    Jadi daripada terlalu fokus pada harus apa dan bagaimana, lebih baik fokus pada terus menulis. Tambah terus artikel sebanyak-banyaknya dan jangan daftarkan kembali ke adsense sebelum Anda sendiri yakin bahwa sudah tidak ada yang bisa dijadikan alasan untuk Adsense menolak.

    Kalau terus-terusan bertanya, hasilnya waktu terbuang hanya untuk utak atik kemungkinana penolakan.

    Fokus, fokus, fokus pada penulisan artikel. Abaikan kalau ada yang bilang cukup 20-30 saja, karena pada dasarnya pengalaman setiap orang berbeda dan tidak akan sama. Penentu diterima atau tidaknya adalah adsense. Nah, dengan atrikel yang banyak dan tentu saja bermanfaat, jelas sekali akan menjadi bahan pertimbangan tim adsense.

    Jadi berhentilah bertanya bagaimana, kenapa. Cukup menulis menulis dan menulis. Tambah terus artikel.

    Gambar GravatarAnton
    Moderator

    Jangan membuat target. Begitu membuat target, apalagi jangka waktu terlalu pendek, maka yang ada adalah frustrasi.

    Jangan tulis sesuatu yang tidak disukai atau dimengerti, hal itu bisa membuat kita lagi-lagi tertekan. Perasaan tidak enjoy dan menikmati, biasanya berujung pada rasa malas.

    Tidak usah banyak berteori, jalani saja. Kebanyakan teori hanya membuat kita kaku dalam memandang sesuatu karena kita akn memaksakan apa yang kita mau tulis agar pas dengan kerangka teori.

    Ngeblog akan memakan waktu dan tidak akan bisa instan. Pola pandang harus kembali kesana. Jangan bermimpi indah.

    Pendeknya, kembalikan blog sebagai blog untuk sharing sesuatu yang kita ketahui, kita nikmati dan kita jalani. Jangan mencoba menjadi orang lain dan hanya mengejar uang.

    Gambar GravatarAnton
    Moderator

    Begin Kangmas Habibullah. Sebelumnya silakan baca konteks dan alur diskusinya.Saya hanya memakai berbagai pendapat yang ada di dalam ini, logika-logika yang dipakai oleh masing2 yang mengemukakan pendapat.

    Tapi oke lah saya terjun. Dari alur yang Anda buat sendiri,

    1. mampukah atau berhak kah Anda membuat Qiyas sendiri tentang google Adsense? Karena setahu saya tidak ada Adsense pada masa Rasul, berarti mungkin harus dengan cara Qiyas?

    Seberapa jauh pengetahuan kita tentang tata cara mengambil qiyas dan seberapa jauh pemahaman kita pada hadist dan Al Quran tentu akan mempengaruhi proses pengambilan qiyas sendiri. Qiyas bukanlah pendapat dan tidak semua orang bisa mengambil qiyas untuk orang lain. Qiyas adalah Hukum. Lalu siapa yang bisa membuat hukum itu?

    Kecuali Anda buat itu untuk diri saya sendiri dan Anda yakin itu. Jadi no problem.

    2. Kalau Anda membuat pendapat, tidak kah hal tersebut bertentangan dengan logika dari Mas Husni yang mengatakan bahwa beragama itu tidak boleh dengan logika atau pendapat. Harus tanya ke ahlinya.

    Dalam sebagian, saya sependapat. Tidak berbeda dengan kalau kita sakit maka harus pergi ke dokter yang tahu tentang ilmu kesehatan. Ketika ingin bertanya soal TV, kita bertanya pada tukang reparasi TV. Soal hukum , nanya ke pengacara. Lalu soal agama? berarti kita harus bertanya pada ahli agama.

    Nah, dari sini, maka pertanyaannya ya kembali, ketika kita mengatakan sesuatu haram atau halal di muka umum, maka pertanyaannya, berhak kah kita. Berbeda kalau itu dilakukan untuk diri sendiri. Tetapi haram dan halal di muka umum adalah berbeda karena ada kemungkinan orang akan mengikuti dan beranikah kita bertanggung jawab terhadap orang lain.

    Disitu beratnya beban ulama karena dia juga harus memikirkan efek dari apa yang dikatakannya kepada orang lain.

    3, Mencari referensi untuk menguatkan pendapat atau untuk mencari kebenaran? Berbeda. Silakan telaah lagi bedanya

    Lalu referensinya pun harus jelas darimana, apakah orang-orangnya memang tahu tentang hal itu atau tidak. Apakah mereka paham tentang ilmu agama sekaligus tentang adsense dst. Referensi pun tidak bisa hanya dengan serta merta dri internet karena seperti saya bilng sebelumnya, di internet banyak sekali yang hanya bermodal sedikit pengetahuan ayat, kemudian menggunakannya untuk memperkuat teorinya dan jadilah ia seorang ustadz dalam menentukan haram dan halal.

    Referensi itu penting untuk diketahui sumber asalnya. Mencomot sesuatu dari internet tanpa menelaah dari siapa berasal hanya karena mendukung pendapat kita, saya tidak yakin merupakan cara membuat qiyas yang benar.

    Oleh karena itu harus pula disadari internet itu memiliki sisi yang berbahaya dalam belajar agama. Bahayanya karena kita tidak tahu kredibilitas si penulis dan tahu apakah ia benar-benr mampu atau tidak. Apakah ia hanya seorang blogger yang asal comot dari sana sini, apakah seorang yang yang hanya menyebarkan pendapatnya dan mengutip ayat-ayat, lalu dianggap sebagai sudah pasti benar?

    Sama saja ketika seorang blogger menulis tentang manfaat tomat atau bahaya minum air putih bagi kesehatan, lalu sudah pasti benarkah? Padahal kita tidak tahu apakah si blogger ahli nutrisi atau doketr atau bukan. Bukan pula peneliti yang meneliti tentang hal itu. Dst dst.

    Ini mah hanya masukan dan urun pendapat. Jangan tersinggung yah. Itu pertanyaan-pertanyaan yang timbul membaca alur diskusinya.

    Menurut saya, akhirnya, silakan kembali pada diri sendiri masing-masing. Mana yang Anda yakini benar, jalankan. Saran saya, jangan dibenturkan dengan apa yang orang lain yakini, yang mungkin berbeda. Masalah keyakinan adalah hak individu yang harus dihargai.

    Itu saja kawan.

    Gambar GravatarAnton
    Moderator

    urun pendapat ahh. habis seru…Baca pendapat kawan-kawan bagus-bagus. Hanya saya jadi timbul pertanyaan sendiri

    1. Mas Husni bilang, ilmu agama tidak bisa hanya berdasarkan logika dan pendapat harus bertanya pada yang tahu/ahli agama. Mas Habibullah memberikan konklusi bahwa Google Adsense halal selama kita bisa menyortir. Pertanyaannya, apakah Mas Habibullah seorang ahli agama dan memiliki hak untuk memberikan dakwah atau fatwa mengenai google adsense?

    2. Mas HUsni bilang bahwa ilmu agama tidak bisa berdasarkan logika dan pendapat. Pertanyaannya apakah ahli agama tidak memakai logikanya ketika mengeluarkan suatu fatwa tentang sesuatu? Lalu darimana apa yang mereka sampaikan itu berasal? Lalu Mas Habibullah itu berhak kah membuat fatwa daam hal ini, dan di forum ini, ataukah itu hanya sekedar pendapat saja.

    3. Analogi Mas Raimundo tentang pencuri tidak tepat dipakai disini. Bahkan kalau boleh saya bilang itu menjadi analog yang bodoh. Blogger dengan adsense tidak pernah berniat mencuri sesuatu. Pencuri dengan alasan apapun memiliki niat mencuri.

    Sang Ustadz menurut saya melupakan bahwa niat mencari nafkah melahirkan niat-niat lain yang berbeda. Saya berniat mencari nafkah untuk anak istri, kemudian melahirkan niat untuk bekerja secara halal. Seorang pencuri, memiliki tujuan yang sama, kemudian berniat mencuri. Apa yang disampaikan tulisan itu sepertinya benar, tetapi terlihat menyepelekan dan menyederhanakan masalah, hanya demi mendukung teorinya.

    Mungkin analogi yang tepat adalah berbisnis hotel. Jarang orang mendirikan hotel atau penginapan untuk bisnis esek-esek, tetapi dalam kenyataannya banyak yang menggunakan dengan tujuan seperti itu. Nah, halal kah penghasilan yang didapat oleh sang pemilik hotel?

    4. Apakah dengan mensortir iklan langsung penerimaan dri iklan menjadi halal? Pemasukan Google dari iklan bercampur antara yang “halal” dan “haram” (menurut versi kita). Lalu benarkah uang yang diterima dari adsense waau setelah menyortir iklan sudah pasti halal? Halal kah bekerja di Bank?

    5. Ketika kita menyortir iklan, tetapi kita tetap menonton film batman vs superman yang ada wonder woman, menonton CSI Miami dan berbagai tontonan lainnya, bukankah kita menjadi sangat tidak konsekuen. Disatu sisi meributkan halal dan haram adsense, tetapi disisi lain ketika berkaitan dengan kesenangan kita, kita tidak mempermasalahkannya.

    Kalau mau konsekuen, mungkin kita tidak seharusnya punya Televisi. Tutup semuanya karena sulit sekali menghindarkan diri kita 100% dari apa yg menurut kita “haram”. Coba perhatikan penyiar berita saja kadang tidak berhijab, padahal rambut termasuk aurat. Nah, dengan melihat aurat wanita saja, kita bisa masuk kategori berdosa, padahal bukan itu niat kita dan hampir semua stasiun televisi di Indo, banyak sekali hal seperti itu.

    Cara terbaik untuk 100% terbebas dari kemungkinan itu adalah dengan mematikan televisi seterusnya. Bisakah kita. Padhal dunia masa kini tidak mungkin lepas dari unsur-unsur seperti ini

    Pertanyaan lanjutan, kalau mau terbebas dari kemungkinan haram penghasilan adsense, gampang saja. Jangan pernah mengajukan aplikasi adsense atau PPC lainnya. Karena kita sama sekali tidak bisa mengontrol mengenai apa yang akan ditampilkn di web kita.

    6. Ketika kita mempermasalahkan halal dan haramnya adsense, ada bagusnya kita mempertanyakan juga apakah kita punya akrtu kredit, nyicil rumah lewat KPR Bank syariah atau bukan, bahkan bertanya apakah cara kita berjual beli sudah benar. Setahu saya, jual beli yang benar adalah pada saat ketika ijab kabul dilakukan di muka, nah pertanyakan ketika Anda makan di warung, apakah Anda sudah makan barang yang menjadi hak Anda.

    7. Kembali ke masalah ahli agama, di atas ada link dari blog WordPress, balik ke pertanyaan, apakah penulis nya seorang ahli agama? Mengapa ditanyakan, memakai logika dari Mas Husni bahwa kita harus bertanya pada yang tahu agama/ahli agama. Lalu sudahkah dicek siapa penulisnya, apakah betul2 ahli agama atau bukan. Soalnya di masa sekarang banyak sekali tiba2 ustadz dadakan di online yang menyimpulkan berbagai masalah terkait agama bahkan tanpa latar belakang yang jelas.

    Setahu saya untuk merumuskan fatwa banyak sekali kaedah yang harus dipenuhi, bukan hanya sekedar melihat hadist atau Al Qur’an. Yang melakukannya harus paham bahasa Arab, gaya bahasa Arb, etimologi arab, sejarah Arab dan lain sebagainya.

    Sementara kebanyakan dari kita hanya mengutip ayat dan mempelajari terjemahannya saja. Padahal sebuah ayat dalam Al Quran atau hadis, bisa memiliki beberapa versi terjemahan karena masalah pemaaian kata atau bahasa.

    Nah, sudah kah kita melakukan cek ulang pada penulis blog itu, apakah mereka memang betul2 menguasai ilmu-ilmu tersebut.

    ——-
    Poin yang saya sebut disini hanya sebagian dari berbagai kontradiksi yang muslim hadapi dalam kehidupan di dunia.

    Dikata harus bertanya pada orang yang ahli agama, tetapi pada saat yang bersamaan kita terbiasa “memungut” sesuatu dari yang kita tidak kita ketahui apakah memang berasal dari seorang yng mengerti.

    Dilarang berlogika ketika membahas masalah agama, tetapi dengan mengatakan ini, bukankah kita sendiri sedang berlogika. Kita memaksa orang lain tidak boleh menggunakan logika mereka, tetapi kita memaksa mereka menggunakan logika kita sendiri.

    Berpikir mendalam dan serius tentang sesuatu hal yang justru belum menjadi bagian yang terlalu penting dalam hidup kita, tetapi tidak mempertanyakan hal-hal kecil yang justru mengambil porsi besar dalam kehidupan kita. Contoh, menerima gaji adsense, saya pikir belum menjadi sesuatu yang utama bagi kita para blogger kan? tapi kita sudah membahasnya secara mendalam. Pernahkah kita bertanya tentang gaji yang kita terima tiap bulan, apakah ada uang haramnya atau tidak?

    Apakah seorang penjual gorengan sudah pasti uangnya halal? Kok bisa mas Raimundo iri? Jawab saya belum tentu! Ketika ia memakai plastik untuk membuat renyah gorengannya, ketika ia berhutang dengan bunga dari seseorang, ketika ia menggoreng dengan menggunakan minyak goreng bekas tanpabilang pada pelanggannya? dan seterusnya. Banyak unsur yang menentukan haram dan halal sesuatu dan kita tidak perlu iri karena kita pada dasarnya tidak tahu apa yang ada di belakang layar semua itu.

    We are just human. Kita harus berpegang pada prinsip “Untuk mu agama mu untuk ku agama ku”. Yang juga bisa diinterpretasikan menjadi, “untukmu amal ibadah mu, untuk ku amal ibadahku”. Juga harus yakin bahwa Hakim Nan Agung hanya satu, Allah SWT.

    Bertanya pada yang lebih tahu adalah sebuah kewajiban manusia selama hidup. Tetapi “Yang lebih tahu pun” tidak berarti BENAR menurut Allah. Karena pada dasarnya, hanya DIA yang berhak dan bisa. Tidak seorang manusiapun bisa mengambil alih hal itu. Masing-masing dari kita akan mempertanggungjawabkan apa yang kita lakukan nanti.

    Mengatakan apa yang orang yakini dalam hal ini salah adalah sebuah kesalahan karena pada dasarnya kita sama-sama sedang mencari jalan ke arah Ridho NYA. Yang mana yang benar, kita bisa saling berdiskusi tetapi bukan memvonis. Agama untuk membawa kebaikan bagi diri kita, itu yang utama dan bukan untuk menjudge orang lain.

    THERE GOES MY TWO CENTS.

    Gambar GravatarAnton
    Moderator

    Nambahin lagi.. Flesch Reading Ease juga menilai panjang dan pendeknya kalimat. Kalau panjang maka diberi nilai rendah. Begitu juga panjang kata, kalau kata memiliki lebih dari 2 suku kata akan diberinilai rendah dibandingkan kata dengan 2 suku kata.

    Begitu pun kalimat. Kalau kalimatnya terlalu panjang maka nilainya rendah. Biasanya kalimat dengan hanya 12 kata bersuku kata mayoritas 2 akan mendapat nilai lebih tinggi dibanding kalimat dengan 15-20 kata (apalagi setiap kata bersuku kata lebih dari 2)

    Gambar GravatarAnton
    Moderator

    Yang No 1

    Flesh Reading Ease adalah sbeuah tool yang dipergunakan dan diciptakan mulanya untuk Angkatan Bersenjata Amerika Serikat. Gunanya untuk menge-cek seberapa mudah sebuah dokumen formal dibaca.

    Sekarang tool ini dipergunakan secara umum untuk mengetahui seberapa mudah sebuah tulisan atau artikel dibaca. Semakin tinggi score/nilai yang didapat berarti semakin mudah dibaca. Sebuah tulisan tentang hukum biasanya akan mendapat nilai rendah karena sulit dibaca dan dimengerti dibandingkan sebuah artikel di surat kabar.

    Standar yang dipergunakan adalah bahasa Inggris. Tulisan yang mudah dibaca seharusnya mendapat skor sekitar 65, di bawah itu bukan berarti buruk tetapi membutuhkan level tertentu pendidikan.

    Karena disetting untuk bahasa Inggris, kalau kita menulis dalam bahasa Indonesia, maka otomatis tulisan kita akan sulit dibaca oleh Flesch Reading Ease. Tool ini tidak bisa menangkap kata-kata dalam bahasa Indonesia, jadi copy score nya akan selalu rendah bahkan nol. Jadi tidak perlu dikhawatirkan kalau targetnya pembaca Indonesia. Kalau mentargetkan pembaca berbahasa Inggris, barulah boleh khawator kalau mendapat score rendah.

    Itu saja . semoga bisa membantu

    Gambar GravatarAnton
    Moderator

    Flesch Reading Ease adlah tool untuk check “keterbacaan” dan setting standarnya adalah bahasa Inggris. Jadi kalau pakai bahasa Indonesia, maka tulisan kita dianggap tidak terbaca dan tidak memenuhi kriteria keterbacaan (yang standarnya bahasa Inggris).

    Jadi selalu akan merah kalau bahasa yang kita pakai bahasa Indonesia.

    Tidak usah dipedulikan

    atas balasan kepada: Sepenting Apakah SEO itu ? #20945
    Gambar GravatarAnton
    Moderator

    Kalau promosi mulut ke mulut seharusnya tidak termasuk SEO karena SEO sendiri dibatasi yang membantu Mesin Pencari menemukan sebuah artikel. Jadi promosi dan menyebar link adalah bagian dari promosi dan bukan SEO.

    Kalau semua kegiatan off page dianggap SEO , lama kelamaan SEO = Blogging. Padahal SEO adalah salah satu dari bagian kegiatan blogging. Memang banyak blogger Indonesia agak rancu dengan istilah SEO Off Page. Kenyataannya itu bukan SEO tapi promosi.

    Pengalaman saya menunjukkan memakai tehnik SEO atau tidak dalam menulis hasilnya bervariasi. Sebelum blog yg sekarang, saya menulis di blogspot , ga tau blas tentang SEO dan menulis sesuka saya. Kemudian saya buka web baru TLD. Saya membuat tulisan baru dengan topik yg sama di blog baru.

    Hasilnya, beberapa tulisan di blog sebelumnya yg tidak memakai SEO, hingga saat ini masih berada di atas tulisan baru di domain TLD. Padahal tulisan yg baru sudah memakai tehnik SEO yg dibantu YOAST.

    Jadi, cenderung sekarang saya lebih suka menulis sesuai kemauan saja dan tidak terlalu memakai tehnik SEO. Hasilnya, walau tidak drastis, pengunjung terlihat naik perlahan dan banyak tulisan saya berada di page one SE Google (kalau menurut analytics 75% pengunjung saya berasal dari Search Engine, menurun dari 81% sebelumnya krn rupanya semakin banyak yg langsung mengetikkan nama web) .

    Terus terang saya jarang blogwalking dan juga hampir ga pernah cari backlink. Hanya menyebar link di acc Google Plus sendiri, dan hampir ga pernah nyebar ke komunitas-komunitas.

    Hasilnya, tetap saja cukup banyak tulisan saya bercokol di page one Google, bahkan untuk beberapa kata kunci yg cukup ketat persaingannya.

    Jadi kalau menurut saya mah, selama menulis sesuai tema, bahkan tanpa menekankan tehnik SEO / backlink dsb, pengunjung akan tetap datang. Kalau memang dianggap berkualitas, maka peluang untuk ke page one tetap mungkin.

    Itu berdasarkan pengalaman saya.

    Gambar GravatarAnton
    Moderator

    Kayaknya ada konflik antara plugin juragancipir dengan theme yang baru. Jadi, masalahnya bukan di komputer kita tetapi di settingan JC kayaknya.

    Mungkin juga ini yang menyebabkan iklan JC tidak bisa tampil karena di blok sama plugin-nya sendiri. Mungkin lho yah.

    Kayaknya Mbak Indri harus ngecek settingan plug in anti Adblock-nya.

    Gambar GravatarAnton
    Moderator

    Boro-boro mas..ini juga masih belajar. Cuma jadi kebiasaan kalau lihat foto, jadi ngulik alias neliti apa yang hendak disampaikan yang motret (fokusnya)

    Kalau boleh saran, foto yang senja hari sebenarnya momennya bagus, cuma keliatannya pemakaian ISO dan shutter speednya ga pas, jadi keliatan buram dan goyang mas..

    Kalau bisa diperbaiki, yahud tuh momen..:D hahahaha…..

    Gambar GravatarAnton
    Moderator

    Saya justru jarang pake foto editting software mas.

    Saya lebih menekankan pada tehnik mengambil fotonya dibandingkan cropping, ngatur saturation dst. Lebih berusaha mengerti mengenai komposisi, aperture, shutter speed dan lain sebagainya.

    Kebetulan saya membaca genre fotografi yang disebut street fotografi atau fotografi jalanan, jadi saya coba terapkan beberapa tehnik dan ide dari genre itu ke dalam blog. Tidak semuanya, tetapi yang kira-kira menunjang untuk menampilkan Bogor kepada pembaca.

    Kebetulan memang tema blog saya sangat bisa diexplore lebih dan ditampilkn dalam bentuk foto. Jadi, mau tidak mau harus mendalami fotografi ala anak jalanan. Otodidak sih.

    Saya sudah berkunjung ke webnya mas yg soal foto, kalu saya pikir justru foto yang hasil sendiri lebih berkesan dibandingkan dengan yang ngambil dari tempat lain. Hanya beberapa sudut pengambilan gambar bisa diperbaiki dengan tehnik panning atau bokeh mas biar lebih terkesan.

    Memang sih foto artis cantik akan mengundang pengunjung, tetapi mungkin tidak sesuai dengan ide saya soal web fotografi mas. Mungkin lebih bagus kalau juga dijadikan personal branding tentang hasil karya kita. Ehh itu mah ide saya ya mas..

    Thanks buat sharing dan diskusinya..:D

    Gambar GravatarAnton
    Moderator

    G mas.. saya ga khusus, tapi saya manfaatin untuk blog saya. Kebetulan saya memang mau menampilkan Bogor dalam foto/lensa, jadi bagian ini saya jadikan tempat majang foto-foto yang saya ambil selama berkeliling Bogor.

    Lagipula, memang semua tulisan dan artikel saya selalu memakai foto paling tidak 2-3 kadang 4-5, jadi selalu berbasiskan pada foto original hasil karya sendiri.

    Hehehe.. saya cuma pake Bridge Camera atau prosumer saja mas. Tidak pake DSLR mahal, bahkan malah ada yang pake HP. Hanya ternyata, kalau kita tahu tehnik fotografi, hasilnya memang jauh lebih baik dibandingkan hanya sekedar jepret.

    Itu pengalaman pribadi sendiri mas. Saya lihat dengan mengetahui tehnik fotografi, hasil fotonya memang better alias lebih baik dibandingkan ketika hanya asal jepret…:D. Beberapa bulan yang lalu, saya seringnya pake mode auto saja, ga peduli komposisi dan tehnik, tetapi dengan belajar sedikit, justru kita dapat ilmu lagi.

    Saya ga mau buka web khusus fotografi mas. Yang satu saja sulit ngurusnya, apalagi punya 2 atau 3. berat di waktu.

    Gambar GravatarAnton
    Moderator

    Mungkin juga, Mbak Indri karena habis ganti theme, masih sedang coba-coba setting. Biasanya pas testing lebih baik copot iklan dulu.

    Gambar GravatarAnton
    Moderator

    Hati-hati… Itu yang saya peringatkan. 😀

    Ngeblog saja sudah sebuah candu. Menambahkan dengan fotografi, akan menambah ketagihan pada hal lain.

    Blog saya berbasiskan foto dan setelah menekuninya, ada sisi lain dimana daya tarik fotografi menarik saya lebih jauh lagi.

    Hasilnya memang seperti apa yang mas Syamsu bilang, tidak lagi pernah kehabisan ide. Semuanya tersedia di laptop atau komputer.

    Masalah utamanya berkembang ketika keingin tahuan akan dunia fotografi merasuk juga. Hasilnya, saya juga harus membagi waktu untuk belajar tehnik memakai kamera yang bisa menghasilkan foto yang bagus dan menarik..

    Waktunya agak terbagi jadinya, tetapi karena saya menikmati keduanya, saya terus jalani.. :D.. Dua-duanya candu lho.

    Memang betul bahwa fotografi akan membantu, sekaligus juga membutuhkan lebih banyak kerja keras karena kita harus hunting foto, menghasilkan foto yang menarik.

    Kalau soal uang sih, ga tau lah. Selama saya enjoy, ya jalani.

    Gambar GravatarAnton
    Moderator

    Maaf sedikit nyambung.

    Saya kurang mengerti mengapa setiap ada pertanyaan cara terbaik untuk mendaftar adsense selalu masalah internal atau external link ditekankan supaya tidak dipasang.

    Pada kenyataannya, ketika saya mendaftarkan blog saya untuk Adsense, ada banyak internal link dan ada juga external link dalam setiap artikel. Saya tidak pernah menghapuskan link-link tersebut sejak awal.

    Hingga saat ini, ada banyak pendapat juga yang mengatakan bahwa sebaiknya internal link hanya dua saja setiap artikel untuk mencegah dibanned adsense, kenyataannya, saya memasang kadang 5-6 5-6 internl link dan baik-baik saja.

    Saya rasa internal link bukanlah sebuah masalah untuk dipasang ketika blog hendak didaftarkan pada adsense. Rasanya juga berkaca dari pengalaman, internal atau external link bukanlah sebuah alasan tersendiri sebuah blog ditolak oleh Adsense

    Gambar GravatarAnton
    Moderator

    Percayalah. Saya juga pernah melakukan itu. Bahkan, saya pernah mengajarkan blogger dari Canada/AS beberapa trik tentang SEO untuk membantunya mendapatkan pengunjung tanpa harus menyebar link.

    Sampai kemudian saya menyadari sesuatu, ada perbedaan tentang pandangan bagaimana mereka membuat blog dengan blogger Indonesia. Perbedaan yang menekankan bahwa mereka justru mencari sesuatu yang unik.

    Promosi dengan link bukanlah sebuah kesalahan. Bukan spammer selama masih ada di dalam batas “kewajaran”. Judul yang unik juga mengundang traffik ke blog, itupun saya alami.

    Saya sudah membaca beberapa tulisan mas, kalau boleh saran.

    * Perbaiki grammar
    * terlihat sekali mas masih kesulitan menggunakan kalimat panjang, jadi mungkin lebih baik gunakan kalimat-kalimat pendek. Kalimat panjang pecah menjadi dua tiga kalimat dibandingkan satu panjang tetapi akhirnya sulit ditangkap maksudnya

    Mudah-mudahan bisa membantu lebih baik. Tidak masalah untuk diteruskan karena itu adalah jalan yang dipilih.

    Saya hanya berbagi pengalaman dalam menulis artikel berbahasa Inggris saja dan sedikit pengalaman berinteraksi dengan beberapa blogger di luar negeri. Sepengetahuan saya, mereka lebih mencari sesuatu yang berbau tentang Indonesia. Tidak jarang mereka mau terlibat dan berkomunikasi dan banyak bertanya bila topiknya membuat mereka tertarik lebih dalam.

    Tulisan mengenai Raja Ampat, atau foto tentang Indonesia akan sangat menarik mereka.

    Teruskan berkomunikasi dengan komunitas dimana mas berada, pada saat bersamaan, jangan hanya menebar link ke dalam komunitas tersebut. Apapun namanya, spammer bukanlah hal yang akan dihargai.

    Promosi di komunitas-komunitas tersebut bukan hanya sekedar menebar link. Budayanya berbeda sekali. Jangan sampai link kita dianggap sebagai spam karena itu berbahaya, apalagi bila ada iklan Adsense di dalamnya.

    Itu saja masukan dari saya mas.

    Gambar GravatarAnton
    Moderator

    Kalau boleh saran, saya tidak tahu apa yang hendak sahabat tulis.tetapi jangan menulis tentang tutorial dalam bahasa Inggris.

    Kecuali, Anda yakin bahwa kemampuan Anda mampu mengimbangi para blogger dari luar negeri seperti Amerika, India dan sebagainya. Mereka memiliki seabreg blogger tentang tutorial dengan gaya bahasa yang sulit diimbangi oleh kita yang bahasa Inggrisnya jauh di bawah.

    Apalagi kalau bertema technology.

    Pesaingnya bukan hanya bule tetapi juga item, seperti India dan lain sebagainya.

    Selain itu, mereka lebih menyukai sesuatu yang memiliki sesuatu yang berbeda dan bukan hanya sekedar menulis. Mereka menginginkan “warna” dari penulisnya. Oleh karena itu, selain grammar, gaya penulisan yang unik juga perlu mendapat penekanan

    Sesuatu yang sampai saat ini saya masih cari dan belajar juga

    atas balasan kepada: Pusing nie…… #18797
    Gambar GravatarAnton
    Moderator

    Update harian saya naik karena cuti kerja, bisa 5-7 artikel setiap hari.. ga pake SEO dan juga kadang di bawah 300 kata tulisannya.

    Alhamdulillah mungkin musim liburan jadi tetap naik stabil minggu lalu. Minggu ini sedikit turun karena long weekend sudah berakhir tetapi angka pengunjung di atas rata-rata harian sebeelum long weekend.

    Gambar GravatarAnton
    Moderator

    Tidak perlu menambah tulisan dengan tema yang tidak sesuai dengan tema utama blog, apalagi hanya untuk mengatasi sepinya di masa liburan.

    Efek menulis tema yang tidak sesuai dengan tema awal akan lebih berat dibandingkan dengan masa liburan. Kesannya, blog seperti tidak fokus lagi, apalagi tentang tema pelajaran.

    Lagipula, tidak ada blog yang selalu ramai setiap hari, pasti akan ada psang surut. Sesuatu yang harus diterima dan tidak perlu terlalu dikhawatirkan dan dijadikan beban.

    Seperti kata mbak Indri, tambahkan saja artikel sebanyak mungkin sesuai tema awal. Pada waktunya, sepinya saat ini akan ditebus di masa yang akan datang.

    atas balasan kepada: Apakah Kunjungan Kalian Menurun? #18590
    Gambar GravatarAnton
    Moderator

    Naik… meningkat drastis.

    Mungkin karena blog saya tentang kota dan bukan tutorial, jadi justru saat ini peningkatan 50% paling tidak setiap harinya

    atas balasan kepada: Masalah Pendapatan AdSense #18526
    Gambar GravatarAnton
    Moderator

    Waahh.. hebat ngeblok iklan. Salut!!

    Kebetulan blog saya hanya blog kecil, jadi saya pilih menerima saja iklan berpenghasilan kecil-kecil. Toh, biarpun kecil tetap saja itu rejeki yang diberikan Allah kepada kita. Jadi saya harus mensyukurinya.

    Lagipula, kalau dikumpulkan yang kecil-kecil itu sudah membantu blog saya mencapai nilai min pay out. Kalau dihitung, jumlahnya lumayan dan andaikata saya ngeblok itu iklan bisa jadi belum bisa payout saat ini soalnya kan si tuan iklan besar jarang nongol. Apalagi di Indonesia yang para pengiklannya masih kekurangan dana untuk bayar mahal.

    Lagipula, habis waktu saya nanti untuk merhatiin semua iklan dan misahin yang besar dan yang kecil. Kayaknya banyak deh di Indonesia yang iklan bernilai kecil-kecil, jadi kalau harus ngeblok semua… ampyuuunnn…ga kuku dah.

    Makanya salut banget!!

    LAgipula, saya juga bingung tuh google kok masih mau nerima pengiklan yang bayar murah… padahal dia juga cuma kebagian kecil banget pastinya dari iklan segitu.

    Kok yah ga kapok kapok.

    Gambar GravatarAnton
    Moderator

    Iya Mbak Indri. Bikin stress dan bingung sendiri. Ngutak ngatik yang sebenarnya tidak perlu dipikirin.

    Padahal waktunya lebih bagus dipake membuat tulisan. Saya masih teringat kata Mbak Indri soal 10 artikel dan setelah nenjalaninya, saya percaya hal itu benar.

    Jadi saya pilih kesampingkan semua hal terutama yang terkait dengan teori dan utak atik trik dan tips dan fokus kepada satu hal saja, menulis !

    Thank you buat inspirasi soal tulisannya. Itu berharga banget dan sekarang justru sedikit demi sedikit saya semakin paham dan juga sekaligus bisa menemukan gaya menulis yang, menurut saya lebih baik dibandingkan ketika terbeban dengan segala trik dan tehnik.

    Thank you ya Mbak.

    Gambar GravatarAnton
    Moderator

    Ga mikirin. Mau berapa juga saya mah tidak terlalu memikirkan rasio.

    Soalnya saya sendiri tidak peduli apakah blog saya termasuk niche blog atau tidak. 😀 😀 😀

    Saya pilih menulis saja terus. Mau ada yang baca atau tidak. Kenyataannya ada yang baca juga, bahkan yang hanya gambar dengan jumlah kata 50-70 kata saja yang baca lumayan banyak.

    Walaupun nanti rasionya 1:2 atau 1:1 sekalipun asal saya punya 10 rebu tulisan, tidak masalah.

    hahahahahaha.. maaf jangan ditiru. Hanya, saya ingin bertanya adakah kegunaan mengetahui rasio antara artikel dengan pengunjung?

[addtoany]
Melihat 0 tulisan