Balasan Forum telah dibuat
-
PenulisTulisan-tulisan
-
Anggriyawan Nugraha
ModeratorSama kaya pak Anton, saya termasuk yang gak terlalu mikirin masalah SEO. Bagi saya, SEO itu udah aktif/berlaku ketika saya mengisi setiap artikel dengan paragraf-paragraf bermutu. Intinya, nikmati aja proses menulis, buat diri anda senyaman mungkin ketika menulis.
Kalau pun nanti hasilnya kurang bagus di mesin pencari, saya percaya itu bukan karena kita gak pake teknik SEO A, B, C dan seterusnya tapi karena emang kontennya jelek baik itu dari isi ataupun dari segi penulisannya, terus apa yang dibahas emang gak banyak yg nyari/peminat.
Anggriyawan Nugraha
ModeratorNoo, itu informasinya menyesatkan. Selain menata, fungsi menu di blog itu kan untuk memudahkan pengunjung dengan cara mengelompokkan konten2 di blog kita salah satunya berdasarkan kategori. Dan memang seharusnya begitu kita menggunakan fungsi menu di blog. Klo menu langsung mengarah ke postingan, akan ada berapa banyak menu kira2 di blog yang artikel/postingannya udh ratusan? Ada ratusan menu juga kah?
Malahan saya hampir belum pernah lihat blog yang menunya langsung mengarah ke postingan :D. Jadi, buatlah navigasi seperti biasa, menu ya selayaknya menu di kebanyakan blog.
Anggriyawan Nugraha
ModeratorKalau ditanya gini dulu gimana: Emangnya knp mas harus rajin ngeblog?? Kalo ga ngeblog apa kerugiannya buat mas??
Pertanyaan sepele tapi dengan begitu saya sebagai orang yang gak tau apa2 tentang mas dan mau kasih saran bisa tahu se-urgensi apa ngeblog buat mas. Kalau misal ngeblog karena murni passion bersyukurlah karena biasanya tanpa disuruh, tanpa disemangati, mas akan selalu bersemangat ngeblog, tinggal konsistensinya aja yang perlu dilatih. Mood naik turun itu wajar, semua blogger juga gtu bahkan semua manusia juga gitu, tapi setidaknya mas udah punya modal dasar yg paling penting yg disebut PASSION.
Nah, klo ngeblog murni karena penghasilan tanpa adanya passion mas harus bener2 kerja keras, tekun, disiplin dan konsisten, ingat bahwa tanpa ngeblog mas gak akan punya penghasilan tambahan disamping mengajar sebagai guru, pokoknya ingat tujuan awal mas ngeblog buat apa, itu bisa dijadikan motivasi.
Selalu ingat, saat ini siapa saja yang hidupnya bergantung sama mas, misal mas udah punya anak dan istri, merekalah yang hidupnya bergantung sama mas, klo penghasilan mas kecil mereka juga yang akan merasakan susahnya. Atau misal mas juga nanggung biaya kehidupan orang tua, berarti klo penghasilan mas minim orang tua mas juga bakal ikut susah. Itu motivasi yang paling ampuh buat sebagian besar orang. Anggap aja klo mas lagi ngeblog itu berarti mas lagi KERJA. Profesional lah dalam bekerja, mulai dari disiplin, lakukan yang terbaik, nanti klo udah jadi kebiasaan bakal lebih enteng.
Dalam konteks pekerjaan, blogging gak ada bedanya dengan bidang pekerjaan yang lain, kita semua perlu “berdarah-darah” dulu kalau mau sukses.
Anggriyawan Nugraha
ModeratorPak Anton, kesalahan saya adalah langsung mengatakan yang itu salah dan yang ini benar padahal saya sendiri meyakini bahwa apa yg sampaikan di atas belum tentu benar. Inti yang saya tangkap adalah tidak semua tulisan harus berpedoman pada aturan yang dianut oleh para jurnalistik, tergantung dari siapa yang menulis dan memberitakan.
Sebelumnya yang saya pikir, karena kita ikut menjalankan praktik jurnalistik maka kita pun harus mengikuti pedoman jurnalistik yang ada. Karena gak sedikit dari kita yang ikut membuat konten berita, termasuk saya.
Menurut saya ini penting. Maksudnya gini, saya bukan seorang jurnalis, tapi saya ingin ikut membuat konten2 berita sebagai blogger, nah aturan mana yang harus saya ikuti? Karena klo aturan jurnalistik sendiri terikat pada profesi seperti yang pak Anton bilang.
Di blog nya mas Gee Jhon itu klo gak salah saya cuma ikut bertanya di kolom komentar tentang AdSense, jadi gak terlalu aktif juga di sana.
Anggriyawan Nugraha
ModeratorMantap, dari dulu kita memang selalu berbeda pendapat pak Anton :), jadi pertama-tama saya mau mohon maaf dulu, jangan sampai perbedaan pendapat ini mempengaruhi hubungan kita sebagai sesama anggota di forum tercinta ini. Dari awal saya tekankan bahwa tulisan itu didasarkan pada opini dan pemahaman saya, jadi silakan jika ada yang berbeda pandangan atau opini. Forum ini saya setarakan dengan kompasiana, di mana orang-orang bebas untuk berpendapat dan menyampaikan pandangannya. Dalam prosesnya, ada yang mereka katakan salah dan ada yang mereka katakan benar.
Sampai sekarang saya tidak mengerti apa makna dari “memvonis” dalam sebuah forum diskusi. Saya lebih setuju menyebutnya sebagai “sikap”, di mana setiap orang memiliki sikap yang berbeda ketika dihadapkan pada suatu persoalan. Menurut saya itu salah, maka bisa saja menurut orang lain itu benar.
Oh ya, secara profesi, saya bukan seorang jurnalis pak, tapi saya ikut menjalankan praktik jurnalistik, jadi prinsip-prinsip jurnalistik yang saya tulis di atas didasarkan pada pemahaman saya sendiri mengenai objektivitas dalam sebuah pemberitaan. Sebetulnya yang saya bahas tidak terlalu rumit, karena pemahaman saya tentang ilmu jurnalistik juga sangat terbatas. Saya hanya menekankan objektivitas dalam pemberitaan, itu saja.
Apa itu objektif? Sesuatu yang sesuai dengan keadaan sebenarnya tanpa dipengaruhi pendapat atau pandangan pribadi. Dan kalau kita cermati dari contoh tulisan di atas, saya kira sudah jelas apa yang keliru. Ini keliru menurut saya loh karena tidak sesuai dengan pedoman yang ada, jadi silakan jika mas Anton punya pandangan yg berbeda.
Ini sudah memenuhi tuntutan kode etik jurnalistik yang mengatakan bahwa pemberitaan yang dibuat haruslah, faktual, akurat, berimbang serta tidak mencampukan fakta dan opini.
Sumber:
Kode Etik JurnalistikMenurut saya, apapun subjek yang dibahas, penulisan sebuah berita haruslah tetap mengacu pada pedoman-pedoman yang ada. Nah, sekarang kita lihat contoh pemberitaan mengenai gadget di atas.
Kalimat yang dicetak tebal itu berupa opini yang belum tentu benar atau belum tentu sesuai dengan fakta yang ada, sama seperti tulisan saya ini. Sedangkan kode etik jurnalistik menuntut kita untuk tidak mencampurkan antara fakta dengan opini.
Kita blogger ini bukan jurnalis loh pak, tapi secara fungsi beberapa dari kita menjalankan fungsi sebagai jurnalis. Ketika kita menjalankan praktik jurnalistik tapi pada dasarnya kita bukan seorang jurnalis/wartawan, kita tidak mendapatkan perlindungan hukum sebagai wartawan atas tindakan pengambilan dan penyebarluasan konten tersebut. Ini juga yang menjadi kelemahan jurnalisme warga di Indonesia secara hukum.
Jadi jelas risikonya di sini sangat besar. Sekarang jika kita bebas mencampurkan antara fakta dan opini dalam sebuah pemberitaan, potensi untuk menyinggung pihak lain akan sangat besar. Jadi, meskipun kita bukan seorang jurnalis, tapi kalau mau buat konten berita sebaiknya tetap mengikuti pedoman jurnalistik yang ada. Hanya itu bentuk perlindungan yang kita punya.
Referensi: Masih berkaitan dengan jurnalisme warga.
Jurnalisme WargaSekarang saya coba jawab pertanyaan-pertanyaan pak Anton:
1. Iya saya tahu
2. Maksudnya jika menjadi seorang jurnalisme warga? Tidak ada kaidah jurnalistik yang dilanggar asalkan pemberitaan yang dibuat tetap berpedoman pada aturan yang ada, karena meskipun secara profesionalitas kerja mereka bukan seorang jurnalis tetapi mereka tetap menjalankan praktik jurnalistik.
3. Saya tanya kembali, apakah media atau kantor berita boleh bersikap subjektif dalam sebuah pemberitaan?
4. Makanya itu saya tanyakan kepada yang menulis, apakah tulisannya itu tidak akan dibaca oleh publik sehingga mengabaikan aturan penulisan berita yang ada?
5. Pernah pak, saya tidak sedang membahas konten ulasan, seperti ulasan tempat wisata, otomotif dan barang konsumer. Di tulisan pertama dijelaskan bahwa konten ulasan tidak perlu mengikuti pedoman penulisan berita yang ada. Artinya si penulis dapat mengambil peran sebagai subjek utama yang bebas berpendapat, menilai, mengulas, mengeluarkan klaim dan lain sebagainya. Karena apa yang mereka sampaikan didasarkan pada apa yang mereka rasakan/alami.
6. Saya tidak punya pengalaman jurnalistik pak, saya bisa memisahkan mana yang boleh dan mana yang tidak setelah saya membaca dan memahami pedoman-pedoman jurnalistik yang ada. Salah satunya tentang kode etik junalistik.
7. Bisa disebutkan gaya seperti apa yang dimaksud? Apakah gaya penulisan/penyampaian boleh mengabaikan pedoman yang ada? Gaya penulisan itu perlu, sangat perlu, tapi ikut beropini dalam sebuah pemberitaan menurut saya keliru.Saya siap pak menerima cacian atau hinaan dari pihak lain atas tulisan saya ini. Karena dibalik itu, saya percaya bahwa apa yang saya sampaikan ini akan membawa manfaat bagi yang lain. Berbeda pandangan itu biasa. Intinya saya peduli dengan kondisi yang ada saat ini, kalau ada sesuatu yang menurut saya perlu diperbaiki, maka saya wajib menyampaikannya dalam bentuk opini. Ini tidak berarti saya selalu benar pak atau merasa paling benar. Tidak, tidak sama sekali 🙂
Iya betul pak, mereka memang melakukannya di blog mereka sendiri tapi apa yang mereka tulis pastinya akan dibaca oleh masyarakat luas. Tidak ada bedanya antara tulisan ini ada di blog saya dengan di blog ini, keduanya sama2 tempat publik. Terima kasih untuk responnya pak Anton :), kita hidup memang harus saling mengoreksi.
Terakhir, yang saya ingin tahu, kira-kira bagian mana dari tulisan pertama saya yang menurut bapak tidak tepat didasarkan pada pedoman jurnalistik?
Anggriyawan Nugraha
ModeratorSama Kang Nata, saya pun tiap hari cek blog mba Juragan ini berharap ada artikel baru yang muncul dan memang sudah ada satu bulan ya mba Indri hiatus? Kalau mau, siapapun yang punya info2 ringan share aja di forum, saya pun kepikiran mau share tentang informasi2 dasar untuk para blogger mencakup info tata bahasa dan teknik penulisan berita yang benar. Gak ada yang respon pun gak apa2, yang penting ada yang baca dan bisa bermanfaat buat yg lain.
Oo ya, yang hapus promo UC News di forum itu saya, bahaya… Itu scam soalnya, menyesatkan orang dengan tujuan menguntungkan diri sendiri. Terlepas dari benar atau tidaknya info tersebut, saya rasa kurang bijak jika forum dipake but nyebar link afiliasi dan referal.
Anggriyawan Nugraha
ModeratorBisa mba, gak ada aturan adsense indo harus blog indo atau adsense US harus blog bahasa Inggris. Saya gak tahu persis sih cuma mikirnya gini, yang main di blog bahasa Inggris kan pastinya bukan cuma orang US, banyak blogger di negara lain termasuk India yang main di blog bhs Inggris, tentunya gak semua dari mereka pake akun US, kebanyakan pasti akun India.
Biar lebih jelas, coba cek2 lagi TOS nya:
TOS Google AdSenseAnggriyawan Nugraha
ModeratorPromo apa maksudnya? Promo situs? Setau saya di sini gak ada forum khusus untuk promosi dll. Oo ya saya jg bukan adminnya di sini jadi untuk sementara sambil nunggu jawaban dari mba Indri coba baca2 halaman TOS dulu siapa tau di sana ada penjelasan perihal promo dll.
Atau saya kutip aja langsung di sini TOS juragancipir.com poin ke-5 yg berkaitan dengan promosi situs di forum:
Khusus untuk di Forum, anda boleh mempastekan link mati (nantinya akan berubah menjadi link aktif) yang mengarah ke website lain yang berhubungan dengan topik diskusi, dan bukannya semata-mata mencari backlink atau mengarahkan pengunjung ke website tertentu atau promosi website.
Semoga membantu.
Anggriyawan Nugraha
ModeratorGratis, jika sudah terdaftar tinggal masuk ke tab “My Post” dan silakan tulis artikel dengan tetap berpedoman pada TOS juragancipir.com
Anggriyawan Nugraha
ModeratorIya, menunggu evaluasi artinya masuk dalam tahap review, ditunggu aja 🙂
Anggriyawan Nugraha
ModeratorRekomendasi saya di penyedia yang sudah terdaftar di ICANN. Langsung aja CTRL+F dan ketik Indonesia, semuanya bisa dilihat di sini
25 September 2016 pada 23:27 atas balasan kepada: Cara Menghapus Title pada Belakang Judul Artikel #28969Anggriyawan Nugraha
ModeratorTitle yang di tab browser ya? Klo emang diblog udah ilang mungkin hasil index di Google belum kena update. Coba tes submit satu artikel baru lewat “Google Submit URL”. Atau coba cek lagi di pengaturan plugin YOAST bagian “Title & Metas” > Post Types, pastikan format “%%sitename%%” dihilangkan.
Anggriyawan Nugraha
ModeratorSaya pake Ultimate Member juga. Maksudnya gak bisa upload foto profile atau upload gambar untuk postingan?
Pasangan yang pas untuk Ultimate Member adalah plugin yang bisa ngatur kemampuan masing2 role member (saya pake yang namanya “Capability Manager Enhanced”) dan plugin buat posting artikel lewat frontend (saya pake “Frontier Post” sama kaya mba Juragan).
Di pengaturan “Frontier Post” agan bisa blokir akses member ke wp-admin (klo memang agan ngerasa gak ada kepentingan buat member masuk ke wp-admin karena posting konten bisa dilakukan lewat frontend dengan adanya plugin Frontier Post tadi). Masalah gak bisa upload gambar kemungkinan besar harus diatur lagi kemampuan masing2 role lewat plugin Capability Manager Enhanced. Menu pengaturannya nanti kaya gini:
klikAnggriyawan Nugraha
ModeratorGak masalah, mungkin yang harus diwaspadai adalah menautkan link ke situs2 dengan reputasi buruk di mata Google.
Satu lagi yang paling penting, sebenernya kan gak ada keharusan buat agan memberi credit untuk setiap gambar yang diambil dari pixabay karena sifatnya bebas hak cipta di bawah lisensi Creative Commons. Tapi klo untuk memudahkan pengunjung menemukan bahan yang sama ya gak apa2, gak akan berdampak buruk terhadap pengajuan adsense menurut saya.
Anggriyawan Nugraha
ModeratorOo gtu ya… Udah nemu di halaman bantuan google tapi belum ngerti 😀 oke mba thanks.
Anggriyawan Nugraha
ModeratorYang pasti, yang paling utama diperlukan adalah modal dan sumber daya yang kuat…hehe. Gak gampang loh bikin situs video kaya gtu, jangan jauh2 ke YouTube, contoh terdekat misalnya vidio.com (ini maksudnya situs2 video non-embed) yang ngehosting video nya sendiri.
Udah pasti gak mungkin pake share hosting, minimal dedicated, selain gak akan ketampung, setau saya sebagian besar penyedia share hosting melarang kliennya untuk membuat situs khusus video yang dihosting sendiri, jelas itu akan membebani server.
Klo mau, seperti yang dibilang mas Naufalp, masih bisa pake share hosting dan pake CMS kaya wordpress asal semuanya murni ngembed. Bisa dari YouTube, Dailymotion, atau Facebook (kecuali Vimeo). Banyak plugin wordpress yang bisa dipake buat hal2 semacam itu.
Anggriyawan Nugraha
ModeratorYa mau gimana lagi, klo situs2 besar kan mau kaya gmn pun sah2 aja, toh mereka udah punya audience. Sebaliknya, praktek memenggal artikel gak disarankan untuk situs2 yang masih dalam masa2 mencari pemirsahhh…
Tapi ada pengecualian.. untuk artikel yang super panjang, di atas 2000 kata dan banyak sub judulnya gak masalah kok dipisah ke beberapa halaman. Terus tinggal permudah navigasi untuk pembaca yang ingin loncat ke bagian tertentu dengan membuat anchor text di awal artikel.
Saya pun pernah bikin artikel tutorial yang dipenggal ke beberapa halaman. Pertimbangannya, di artikel tersebut banyak video dan gambar, jadi klo semuanya dibikin di satu halaman, loading situs justru akan semakin berat. Intinya pergunakan fungsi itu dengan bijak aja.
Anggriyawan Nugraha
ModeratorKlo mau serius di adsense gak bisa hanya ngandelin artikel hasil spin, apalagi situs luar, umurnya gak akan lama. Mending bangun situs sesuai kemampuan diri aja, itu akan lebih awet kedepannya, kecuali solusi terakhir yang justru agan hindari, yaitu beli artikel atau mempekerjakan penulis profesional.
Mengenai CPC kecil, sejak kapan memangnya CPC di Indo besar…hehe Itu situs2 Indo yang sukses di adsense, mereka pun sama, berkutat dengan CPC yang kecil tapi mereka punya trafik. Kuncinya adalah fokus aja bangun trafik, situs dengan trafik tinggi mau pake layanan perikalanan apapun pasti menguntungkan. Semangat!
Anggriyawan Nugraha
ModeratorMemenggal artikel ke beberapa halaman klo di kita itu gayanya situs berita trib**news…haha dan tak lain tujuannya biar impresi iklan tinggi tapi risiko terbesarnya adalah buat kita sebagai pembaca jadi malas. Masalahnya klo mereka artikel gak seberapa panjang di penggal sampai 5-7 halaman, kasihan jg pembaca yang kuota internetnya terbatas.
Anggriyawan Nugraha
ModeratorIzin nambahin,
Klo di wordpress, update artikel bukan berarti menghapus meta data terdahulu alias tanggal postingan asli gak akan kehapus gtu aja meskipun nantinya yang ditampilkan di postingan adalah tanggal update terbaru.
Jadi gak perlu khawatir, Google ngebedain mana artikel asli mana artikel copas bukan hanya dari tanggal postingan dan setuju sama mba Indri, lebih baik pake cara pengamanan yang lain, jangan fokus sama ubah-mengubah tanggal postingan karena buat Google itu gak ngaruh. Just opinion, algoritma secanggih itu masa iya mau kita tipu sama permainan ubah-mengubah tanggal postingan.
Anggriyawan Nugraha
ModeratorSetuju dgn apa yang dibilang juragan nimrod777, nambahin:
1. Permudah navigasi blog.
2. Buatlah landing page yang sederhana sesuai dgn yang dibutuhkan pengunjung
3. Perbanyak konten menarik dan berkualitas.
4. Perbanyak konten yang saling berkaitan satu sama lain.
5. Arahkan pengunjung untuk melihat konten kita yg lain. Salah satunya dgn memanfaatkan fitur related post (konten terkait). Pelajari juga cara penggunaan CTA (Call to Action) yg baik. Bisa search di Google.
6. Jangan lupa pentingnya internal link di setiap konten.
7. Khusus eksternal link, atur supaya dibuka di jendela baru.
8. Optimalkan kecepatan loading situs.Dan masih banyak yg lainnya, juragan di bawah mungkin bisa menambahkan.
Anggriyawan Nugraha
ModeratorMba Indri mah gak usah ditanya lagi, 11-12 sama digitalponsel 😀
Alhamdulillah bisa berkumpul dgn org2 hebat di sini… Baru tau yang punya nya blogger kudus :D. Makasih Kangjum infonya, semoga bisa jadi penyemangat!Anggriyawan Nugraha
ModeratorSemoga tidak ada apa2, kita doakan saja supaya mbak Indri bisa cepat beraktivitas kembali seperti biasanya. Amiinnn.
Anggriyawan Nugraha
ModeratorSaya juga pake Webuzo di VPS tapi klo masalah backup saya gak pernah pake fitur yg di Webuzo. Saya pake plugin UpdraftPlus, backup otomatis dijalankan seminggu sekali dan saya simpan di dropbox. Semua file dalam bentuk ZIP.
Anggriyawan Nugraha
ModeratorSepertinya mba Indri masih off libur lebaran 😀
Oo ya mungkin maksud pertanyaannya, juragancipir pake control panel apa? gtu ya? Soalnya cPanel itu merek dagang.
(FYI) Web Hosting Panel:
-cPanel (paling umum)
-Webuzo
-Kloxo
-Plesk
-Ajenti
-Vesta
dan masih banyak lagi… Kita tunggu jawaban dari mba Juragan.Anggriyawan Nugraha
ModeratorSetiap domain berakhiran .id harus ngikutin kebijakan dan peraturan pengelolaan domain dari PANDI. Domain berakhiran .id minimal harus menyertakan KTP sebagai syaratnya dan khusus untuk ac.id setau saya selain KTP harus menyertakan SK Pendirian Lembaga dari Kementerian/Lembaga yang berwenang sesuai Peraturan Perundang-Undangan. Jadi domain ac.id sebenarnya gak bisa untuk blog/situs personal.
Yang saya penasaran, domain ac.id itu kan memang khusus untuk lembaga pendidikan seperti universitas. Klo saya mengartikannya ac.id = academy.indonesia jadi kenapa agan Joe ingin menggunakan domain tersebut untuk blog personal? Bukannya nanti malah jadi gak nyambung?
Saran saya, klo untuk blog personal masih bisa pake .web.id atau .id atau bisa juga .net meskipun klo saya pribadi tetap lebih prefer ke .com
Anggriyawan Nugraha
ModeratorBanyak yang berpendapat bahwa Google Analytics lebih akurat dibandingkan Histats. Seringkali kita melihat data yang disajikan antara kedua tool tersebut berbeda. Bahkan, pernah ada kasus yang saya baca di forum ads.id bahwa perbedaan antara keduanya bisa 5 kali lipat.
Perbedaan tersebut dikarenakan metode pengumpulan data yang digunakan oleh masing-masing tool, baik analytics ataupun histats berbeda. Ada yang menyebutkan bahwa histats masih bisa dicurangi menggunakan traffic bot, yang artinya kunjungan bot pun akan masuk dalam perhitungan, sedangkan analytics murni hanya menghitung kunjungan human.
Intinya, menurut saya lebih akurat Google Analytics dilihat dari seberapa banyak situs yang menggunakannnya dibandingan dengan histats. Market Share Google Analytics mencapai 99%, sedangkan histats hanya 1%. Semoga membantu…
Anggriyawan Nugraha
ModeratorIya sama, pakai Akismet cukup manjur 🙂 dan itu plugin bawaan pas awal kita install wordpress biasanya udah ada Akismet, tinggal di aktivasi.
Anggriyawan Nugraha
ModeratorIya betul, bicara soal theme tergantung dari kitanya sendiri dan jenis blog yang kita miliki. Tema yang cocok untuk blog saya belum tentu cocok untuk blog yang lain.
Bagi saya pribadi, lebih baik saya belajar sedikit HTML dan CSS, dengan begitu tema apapun yang digunakan insya Allah cocok karena kita bisa merombaknya sendiri jika dirasa ada yang kurang. Apa yang kita gunakan itulah yang kita perlukan, fitur dan elemen2 yg tidak perlu bisa dibuang.
Saya gak tau tema blog mas Alif apa, klo misalkan kaya magazine gtu ada theme gratis yg namanya “Awaken” cari lewat dashboard wordpress juga bisa. Contoh tema “Awaken” yg udah di rombak menjadi lebih sederhana klik
Anggriyawan Nugraha
Moderatormas Al Gazali nya gak jadi knp mba?
-
PenulisTulisan-tulisan