Bukti Allah Menjadikan Manusia Pemimpin di Muka Bumi

Halo juragan… Apa yang ada dibenak kalian ketika melihat sekelompok hewan gajah tunduk kepada perintah seorang wanita lemah yang tidak berdaya. Saya tidak heran atau kagum dengan kepiawaian manusia tersebut, tetapi saya lebih teringat betapa Allah memulyakan manusia sebagai makhuk paling tinggi derajatnya diantara makhluk lain ciptaanNya. Bagaimana jadinya jika manusia ditundukkan oleh seekor gajah.

Kita tahu semua bahwa gajah adalah binatang yang tak terkalahkan di muka bumi sepanjang masa. Harimau, singa, beruang, dan predator ganas lainnya takut dengan seekor gajah saja. Tidak ada ceritanya hewan lain yang bisa menang melawan gajah, kecuali hanya seekor semut.

Foto ini saya ambil di taman safari Indonesia 2 di Prigen, Jawa Timur. Semua binatang liar yang ada di dalam taman safari tunduk kepada manusia yang bertugas menjaga mereka. Bagaimana hal ini bisa terjadi, sementara manusia tidak punya taring serta tidak punya kekuatan sekuat binatang liar. Gambar ini akan memberikan jawaban kepada kita atas pertanyaan itu.

* Dalam islam dijelaskan bahwa Allah SWT menunjuk manusia sebagai khalifah atau pemimpin di muka bumi. Semua makhluk yang hidup di muka bumi harus tunduk kepada manusia. Bahkan Allah SWT memerintahkan para malaikat sujud kepada manusia.

Dan ini hanyalah secuil bukti bahwa firman Allah tersebut maha benar. Sekelompok gajah besar yang merupakan hewan super kuat tunduk kepada seorang wanita. Gajah bersedia di perintah melakukan apa saja oleh manusia.

READ  Cerita Hantu Pembawa Obor Berubah Menjadi Jamur Bromo

Mengapa gajah sudi diperintah oleh manusia untuk melakukan apa saja?

Karena alam semesta seisinya tunduk kepada perintah Allah. Gajah menjalankan perintah Allah dengan taat. Inilah misteri yang harus kita pahami. Allah memiliki cara ampuh untuk menjadikan segala hewan tunduk kepada manusia. Yaitu, Allah menempatkan akal fikiran di dalam otak manusia. Niscaya segala makhluk di muka bumi akan tunduk kepada manusia. Bahkan pada jaman nabi pernah dikisahkan matahari dan bulan tunduk kepada perintah nabi atas kehendak Allah SWT.

* Namun, manusia ditunjuk oleh Allah hanya sebagai pemimpin saja, bukan sebagai penguasa. Karena penguasa hanya ada satu saja dan tidak akan pernah tergantikan, yaitu Allah SWT.

Oleh karena itu jika kita sedang dipercaya oleh Allah SWT untuk menerima suatu anugrah, maka sepatutnya kita menjalankan anugerah tersebut dengan sebaik-baiknya. Sehingga kita akan menjadi seorang pemimpin yang adil dan bijaksana, karena kita selalu ingat bahwa kita hanyalah seorang pemimpin, bukan penguasa. Penguasanya tetap Allah SWT selamanya.

Apa bedanya pemimpin dan penguasa?

Pemimpin hanyalah orang yang diberi mandat oleh sang penguasa, sedangkan penguasa adalah pemilik mandat. Penguasa bisa memecat pemimpin tetapi pemimpin tidak bisa memecat penguasa.

READ  Pesona Alam Pantai Wisata Balekambang

Dengan memahami jati diri kita yang sesungguhnya, maka kita akan bisa menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya dan menjadi manusia yang bermanfaat bagi diri sendiri maupun bagi orang lain. Bukannya malah menjadi manusia yang suka merugikan hak-hak orang lain. Itulah sebaik-baiknya manusia yang hidup di muka bumi.

* Sekarang ada satu pertanyaan lagi.

Mengapa Allah menjadikan kita sebagai manusia?

Karena Allah menghendaki kita sebagai pemimpin. Jika Allah tidak menghendaki kita menjadi pemimpin, maka Allah akan menciptakan kita sebagai seekor gajah. Karena itu kita jadilah pemimpin yang baik agar kita pantas disebut sebagai manusia dan bukannya disebut sebagai hewan yang berwujud manusia. Paling tidak kita bisa memimpin diri kita sendiri agar bisa menjadi manusia yang berguna dan tidak suka menyombongkan diri.

^^ Sampai disini dulu sekilas renungan tentang cara Allah menundukkan hewan kepada manusia. Semoga coretan ini bermanfaat dan terima kasih anda tetap sering mengunjungi di blog kita tercinta ini.

Gambar Gravatar
Saya hanyalah seorang blogger biasa yang ingin berbagi pengalaman kepada pembaca melalui blog ini. Ilmu yang bermanfaat harus disampaikan kepada orang lain sebelum kita kembali padaNya. Indri Lidiawati